Jeep Rugi Rp44 Triliun Akibat Presiden AS

Jeep Rugi Rp44 Triliun Akibat Presiden AS

JAKARTA (KASTANEWS.COM)- Produsen mobil global Stellantis, pemilik merek Jeep, mencatatkan kerugian bersih sebesar 2,3 miliar euro atau setara Rp44 triliun pada paruh pertama tahun ini.

Kerugian terutama disebabkan dampak awal tarif baru yang diberlakukan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump serta perubahan regulasi yang berdampak signifikan pada keuangan perusahaan.

Berdasarkan laporan keuangan sementara yang belum diaudit, Stellantis melaporkan pendapatan bersih perusahaan turun 12,6 persen secara tahunan menjadi 74,3 miliar euro. Penurunan tersebut terjadi di tengah lesunya penjualan kendaraan khususnya di pasar Amerika Utara.

Dikutip dari AFP, volume penjualan di kawasan tersebut anjlok 25 persen pada kuartal II-2025 dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Secara global, penjualan kendaraan Stellantis juga mengalami penurunan sebesar 6 persen pada kuartal II, setelah sebelumnya turun 9 persen pada kuartal I.

Stellantis menyatakan, dampak awal dari tarif impor kendaraan AS telah menggerus kinerja perusahaan sebesar 300 juta euro dan menghambat upaya penyesuaian strategi bisnis di Amerika Utara.

Tarif baru yang diberlakukan sebesar 25 persen dikenakan pada kendaraan impor yang tidak dirakit sebagian besar di kawasan Amerika Utara, membuat banyak produsen otomotif global, termasuk Stellantis, kesulitan untuk menyesuaikan rantai pasok mereka.

Perusahaan yang juga menaungi merek Peugeot, Citroen, dan Fiat ini jatuh ke dalam kerugian setelah mencatat biaya non-operasional sebesar 3,3 miliar euro.

Biaya tersebut terutama berasal dari pembatalan sejumlah program, penurunan nilai aset platform produksi, serta dampak bersih dari regulasi baru AS yang menghapus penalti CAFE (Corporate Average Fuel Economy) dan biaya restrukturisasi.

Perubahan kebijakan energi dan iklim yang diadopsi pemerintah AS belakangan ini juga memaksa banyak produsen otomotif global untuk melakukan penyesuaian besar, baik dalam investasi maupun struktur bisnis mereka.

Hingga saat ini, Stellantis belum merilis rincian strategi lanjutan untuk mengatasi tekanan di pasar AS. Namun, perusahaan menyatakan tengah mengkaji langkah-langkah restrukturisasi guna memulihkan profitabilitas pada paruh kedua tahun ini. Stellantis berkomitmen untuk mencari solusi yang efektif agar dapat kembali bersaing di pasar otomotif yang semakin ketat.(rah)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *