Jalan Panjang dan Berliku Akses Sanitasi dan Air Minum Aman Berkelanjutan

Jalan Panjang dan Berliku Akses Sanitasi dan Air Minum Aman Berkelanjutan

 

Akses sanitasi dan air minum aman merupakan layanan dasar dan hak asasi setiap warga negara karena sangat berpengaruh terhadap tingkat kesehatan masyarakat dan kualitas sumber daya manusia, sejalan dengan arahan Presiden RI bahwa pembangunan lima tahun ke depan akan fokus pada pembangunan manusia. Untuk itu, negara perlu menyediakan akses sanitasi dan air minum yang aman dan berkelanjutan bagi warganya. Tujuan 6 dalam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan/Sustainable Development Goals (TPB/SDGs) juga menargetkan penyediaan akses air minum aman, akses sanitasi dan penghentian Buang Air Besar Sembarangan atau BABS, serta meningkatkan kualitas pengolahan limbah. Tercapainya tujuan tersebut juga menjadi salah satu program prioritas nasional Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2020-2024.

Terima kasih Bapak Dirut Perumda Air minum kota Makassar atas bantuan mobil Tanki blok A Desa NELAYAN Kel Untia.
Terima kasih Bapak Dirut Perumda Air minum kota Makassar atas bantuan mobil Tanki blok A Desa NELAYAN Kel Untia.

Tahun 2024, Pemerintah Indonesia menargetkan seluruh masyarakat telah memiliki akses air minum layak dan 90 persen masyarakat mendapatkan akses sanitasi layak, termasuk di dalamnya 20 persen akses sanitasi aman. Untuk itu, diperlukan kolaborasi seluruh pihak, baik pemerintah pusat, pemerintah daerah, masyarakat, badan usaha, maupun mitra pembangunan. Duta Air Minum Penyehatan Lingkungan (AMPL) Ikke Nurjanah mengatakan bahwa sektor sanitasi dan air minum merupakan sektor yang melekat dalam kehidupan sehari-hari masyarakat. Akan tetapi, perhatian masyarakat terhadap sektor sanitasi dan air minum masih terbatas. Untuk itu, Duta AMPL akan berbagi pengalaman mengajak masyarakat untuk dapat turut berpartisipasi dalam menyelesaikan permasalahan di sektor sanitasi dan air minum.

Sekilas harapan sumber air baku untuk akses air minum kota makassar yang aman

Tuntas akses sanitasi dimulai dari tuntas air minum terlebih dahulu. Bagaimana air limbah dapat diproduksi bila tidak ada air khususnya air minum. Jadi sebelum kita membahas air minum kita akan memulainya dari air baku yaitu bahan dasar untuk memproduksi air minum di kota Makassar.

Makassar memiliki dua sumber utama yaitu Bendung Lekopancing di kabupaten Maros dan Bendungan Bili Bili di kabupaten Gowa termasuk intake Sungai Jeneberang dan S Tallo.

Bendung Lekopancing dirancang untuk pengambilan debit maksimum 8 M3 di Sungai Maros dimana 3,4 M3 untuk Industri dan perkotaan kota Makassar dan Maros. Bendungan Bili Bili memiliki kapasitas 35 juta M3 sehingga menjadi sumber air baku terbesar untuk industri dan perkotaan. Kota Makassar. Melalui sumber inilah direncanakan IPA Somba Opu tahap 1 sebesar 1 M3/detik Tahap 2 sebesar 2 M3/detik dan tahap 3 sebesar 3 M3/det (CTI Maret 2001/Maros-Jeneponto). Kendala ekstrim adalah menurunnya kualitas air baku pada saat terjadi longsor besar pada 2004 sehingga kekeruhan air baku mencapai 219.000 NTU sehingga IPA V Somba Opu harus stop operasi. Sehingga keluhan masyarakat karena air PDAM macet hal ini disebabkan oleh rendahnya cakupan pelayanan dan kurangnya efisien dan kurangnya dana serta tinggi angka NRW (angka kehilangan air).

Faktor lain yang mempengaruhi air baku adalah ketergantungan akan operasional Bendung karet ekisting/ rubber dan Sungai Jeneberang yang dibangun tahun 1997, direncanakan beroperasi secara mengembang dan mengempis karet dam sesuai kebutuhannya. Kondisi tidak beroperasinya bendung ini akan mengakibatkan tidak beroperasi IPA eksisting (Instalasi Pengolahan Air), Macini sombala Kota Makassar, IKK Barombong Gowa, karena tidak dapat mengolah air asin. Juga perencanaan IPA Barombong Kota Makassar sampai saat ini tidak ada kemajuannya. Bahkan jembatan dan jalur pipa HDPE warna hitam telah terpasang untuk masyarakat Berpenghasilan rendah (MBR) Kaccia Kecamatan Tamalate Kelurahan Barombong kota Makassar sampai saat ini belum teraliri air PDAM.

Lain halnya kebutuhan air baku pada sungai Tallo yang merupakan alternatif intake air baku PDAM pada musim kemarau. Sisa air pada daerah irigasi Bili Bili yang disuplai oleh Bendungan Bili Bili melewati pintu air Pakkato, Pakatto Caddi, Bonto Manai, Sailong, Kajenjeng dan berahir di pintu air Jene Madingin/ dekat SMAN19 Makassar dibuang menuju ke laut. Meskipun pada saat digunakan PDAM di musim kemarau S Tallo biasanya memiliki kandungan chlorida yg lebih dari batas yaitu 250 mg/l karena intrusi air laut lebih besar dari 11 km dari pantai ditambah lagi saat ini terdapat waduk retensi Nipa Nipa yang menyimpan limpasan air banjir dan berasal dari pertemuan Sungai Decekang dan S Mangelarang mengalirkan air menuju ke laut. Disarankan agar Kota Makassar, Kabupaten Gowa dan Maros memiliki cadangan air baku yg baru maka rencana penggunaan bendung gerak di Sungai Tallo adalah suatu alternatif. Penggunaan bendung gerak ini akan menghasilkan tambahan 500 – 1000 l/ detik atau setara 50.000 – 112.000 sambungan Rumah (SR).

Sejak 2005 menurut Master Plan JICA seharusnya telah dibangun IPA Somba Opu Tahap II sebesar 1000 l/det dan saat ini 2020 IPA tersebut ditunggu selama 15 tahun dan belum juga dibangun, Masyarakat Metropolitan Mamminasata tetap menunggu dengan sabar.
Untuk mendapatkan Akses air minum yg aman dan berkelanjutan maka IPA tidak perlu dikelola “biasanya” melainkan “seharusnya”. Olehnya itu kedepannya tugas penggiat pembangunan air minum sangat berat karena operator unit produksi/ IPA harus memiliki kompetensi yg memadai dan handal bila 1. Menghasilkan air yg memenuhi standar yg dipersyaratkan 2. kuantitas air yg dapat dipertahankan sesuai dengan yg direncanakan 3. Kontinuitas produksi yg dapat dipertahankan secara terus menerus sesuai kebutuhan pelanggan. Adapun kehandalan unit produksi – IPA dapat diketahui dengan melakukan Audit teknis secara menyeluruh meliputi: Pemeriksaan kondisi peralatan, Pemeriksaan akurasi alat alat ukur/ indikator indikator, Tenaga Pelaksana dan pendanaan dalam kegiatan O&M IPA, Pemeriksaan bahan baku dan material material yang digunakan untuk proses pengolahan, Pemeriksaan sistem atau metode pengendalian proses. Hindari Inefisiensi unit Produksi: Iddle capacity, kesalahan disain maupun kesalahan konstruksi unit produksi, kesalahan O&M, Boros energi, dosis bahan kimia tidak tepat. Mendapatkan efisiensi/ melakukan sesuatu dengan baik: faster, Safer, simpler, easier, cheaper, cleaner, shorter.

Kebutuhan air minum semakin meningkat seiring peningkatan jumlah penduduk Kota Makassar. Daerah/ area baru yang belum dilayani Air minum terutama di Selatan, timur dan utara kota seperti Kelurahan Barombong, area GMTD, building 31 lantai, Sumarecon, Citra, Talasa City dan Centre Point of Indonesia /CPI masih menunggu Air minum yang dinanti masyarakat. Belum lagi daerah yang menjadi layanan pipa PDAM meskipun banyak terdapat daerah yang kualifikasi merah karena TDA (daerah Tidak dapat air) yang didominasi daerah wilayah pelayan timur dan utara Kota Makassar. Bila hal ini terjadi menahun maka keberhasilan sanitasi khususnya IPAL komunal menjadi tidak maksimal. Umumnya sekitar 80 persen jumlah debit air minum akan menjadi air limbah. Sehingga salah satu keberhasilan akses sanitasi yang layak. Kerjasama yang solid sudah menjadi keharusan serta menempatkan sanitasi menjadi Program utama.

Akses Sanitasi danperilaku bersih dan sehat

Dimulai program PNPM Mandiri Perkotaan Bersama Program USRI, kota makassar telah membangun lebih kurang 80 IPAL komunal mulai ukuran 50 KK – 200 KK. Melalui serangkaian sosialisasi hal ini pada ahirnya mengurangi jumlah ODF/ BAB. Meskipun ditemukan belum maksimalnya kelompok pengoperasi dan pemeliharaan sarana IPAL tersebut. Untuk IPAL sistim terpusat telah disiapkan areal lahan cukup luas di Tanjung Bunga untuk membangun IPAL Losari dengan kapasitas 10.000 m3/hari. Dalam pembangunannya nanti wilayah kota Makassar khususnya pipa air minum eksisting pdam tentunya terdampak oleh adanya pemasangan pipa air limbah ini. Pada ahir program ini PNPM telah digantikan Program KOTAKU melalui beberapa jenis kegiatan sejenis untuk menuntaskan target capaian 100% air bersih, 0% pemukiman kumuh dan 100% sanitasi.

Peran Pemerintah daerah pada masalah kebersihan kota Makassar telah mulai dengan banyak program termasuk “Makassar Green and clean”, Lihat Sampah Ambil dan Makassar ta Tidak Rantasa serta Program GEMA Sabtu bersihTujuannya, meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat di lingkungan keluarga, satuan pendidikan, satuan kerja dan komunitas, serta mengutamakan peran serta masyarakat di dalam menunjang perilaku bersih dan sehat.Minimal Sabtu di seluruh sudut kota Makassar bebas sampah. Ini juga membantu para petugas kebersihan untuk mengangkut langsung sampah- sampah yang sudah dikumpulkan masyarakat.

Penulis:
Pandu Suryo Ageng/ 082187771157
Staf PERUMDA AIR MINUM KOTA MAKASSAR

#NTUWritingContest2019

(Isi tanggungjawab penulis)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *