JAKARTA (Kastanews.com) – Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menargetkan investasi pengembangan Kawasan Rempang Eco-City Batam mencapai Rp50 triliun. Pengembangan Kawasan Rempang KPBPB Batam ini diharapkan mampu mendorong pertumbhan ekonomi khususnya di Kepulauan Riau.
“Dalam 2 tahun terakhir di 2022 kalau tidak salah investasinya Rp18 triliun. Kemudian, investasi sebelumnya Rp25 triliun,” ujar Airlangga dalam Launching Program Pengembangan Kawasan Rempang KPBPB Batam di Jakarta, Rabu (12/4/2023).
Dia berharap target Rp50 triliun masih belum tercapai, diharapkan akan tercapai oleh PT Makmur Elok Graha (MEG) sebagai pengembang kawasan. Airlangga menyebutkan pertumbuhan ekonomi Kepulauan Riau sebesar 5,09% dan Batam sebesar 6,84% menjadi momentum yang baik dalam pengembangan atau Rempang Eco-City.
Lebih lanjut, pengembangan kawasan ini merupakan bagian perencanaan untuk menumbuhkan kembali potensi kawasan. Adapan pengembangan kawasan ini merupakan bagian dari pengembangan Batam, Bintan, dan Karimun.
“Khusus dalam perencanaan induk pengembangan KPBPB ini diharapkan Perpres segera ditetapkan oleh Presiden,” ucap Airlangga.
Dia pun mendorong masalah teknis di lapangan yang masih harus diselesaikan, karena di Batam adalah wilayah bebas bea, sementara di Bintan tidak bebas bea.
“Maka mobil tentunya tidak bisa jalan. Dia harus membayar bea dulu baru bisa menyeberang. Ketika masuk Batam, baru kemudian dikembalikan lagi beanya. Jadi, itu masalah teknis lapangan yang harus kita selesaikan, karena memang situasi berubah dan integrasi kawasan ekonomi makin diperlukan,” ungkap Airlangga.
Dengan rencana induk ini, diharapkan kawasan Rempang bisa dikembangkan seperti yang sebelumnya disampaikan dalam presentasi industri jasa dan pariwisata. “Dan diharapkan efeknya bisa berkembang, tentunya Batam, Bintan, Karimun, termasuk Rempang ini dekat Singapura dan Malaysia, sehingga diharapkan kita bisa memberikan daya saing tinggi,” jelas Airlangga.(rah)