GORONTALO (Kastanews.com)-Wakil Ketua DPR RI Koordinator Bidang Industri dan Pembangunan (Korinbang) Rachmad Gobel, mengingatkan, bonus demografi merupakan modal untuk membawa sebuah bangsa menjadi bangsa besar dan maju.
“BPJS Kesehatan ikut menentukan kesuksesan bonus demografi,” tegas Gobel saat berdialog dengan masyarakat di dua tempat berbeda, Kabupaten Gorontalo dan Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo, Sabtu (24/6).
Acara yang diselenggaran BPJS Kesehatan itu menghadirkan Rachmad Gobel selaku wakil rakyat dari Dapil Gorontalo. Acara itu dihadiri Kepala Cabang BPJS Kesehatan Gorontalo, Djamal Ardiansyah dan Wakil Bupati Bone Bolango, Merlan Uloli.
Dalam kesempatan tersebut, Djamal menyampaikan pada 2022, ada 1,8 juta pelayanan kesehatan untuk seluruh Gorontalo. Mereka dilayani di 20 rumah sakit dan 158 fasilitas kesehatan tingkat pertama serta menelan biaya Rp500 miliar. “Percuma banyak duit atau banyak aset jika orangnya pada sakit,” tukas Gobel.
Menurut Gobel, jika masyarakat sebuah bangsa sakit dan negara tidak bisa menjamin kesehatan masyarakatnya akan terperosok kembali ke dalam ketertinggalan dan kemiskinan.
Padahal, tambahnya, bonus demografi hanya terjadi sekali dalam sejarah. Bonus demografi di Indonesia akan berakhir pada sekitar pertengahan 2030-an. Karena itu Indonesia sedang berkejaran dengan waktu memanfaatkan situasi bonus demografi tersebut.
Bonus demografi adalah keadaan sebuah masyarakat yang jumlah penduduk usia produktifnya lebih besar daripada jumlah penduduk usia kurang produktifnya. Setelah pertengahan 2030-an, jumlah penduduk usia kurang produktif mulai bertambah melampaui jumlah penduduk usia produktif.
Gobel juga mengingatkan bahwa kesuksesan memanfaatkan situasi bonus demografi tersebut bukan terletak pada kehadiran negara di kalangan elite dan perkotaan, tapi pada kemampuan menghadirkan negara di tingkat bawah dan perdesaan.
“Kaum elite dan perkotaan biasanya lebih mampu mengurus dirinya sendiri dan juga lebih terjangkau, misalnya oleh penjaminan kesehatan dan akses terhadap fasilitas kesehatan. Sebaliknya di tingkat bawah dan perdesaan, justru butuh afirmasi dari negara dalam hal penjaminan kesehatan dan akses terhadap fasilitas kesehatan. Karena itu, kesuksesan dalam memanfaatkan bonus demografi tersebut terletak di desa dan di masyarakat bawah,” urai Gobel.
Oleh karena itu, jelas Gobel, ia hadir dalam dialog yang diselenggarakan BPJS Kesehatan tersebut untuk mengecek apakah masyarakat di bawah dan di perdesaan mendapatkan manfaat dari program Jaminan Kesehatan Nasional yang dilaksanakan oleh BPJS Kesehatan.
“Apakah sudah sesuai atau belum sesuai dengan amanat undang-undang tentang sistem jaminan sosial nasional dan undang-undang tentang BPJS. Saya sebagai wakil rakyat harus mengecek di lapangan. Negara harus hadir dan harus menjamin rakyatnya terlayani dan sehat,” tegas Gobel.
Gobel juga mengatakan, kunci sukses pembangunan terletak pada kualitas sumberdaya manusia. “Sedangkan kualitas sumberdaya manusia diukur dari kondisi kesehatan masyarakat dan kualitas literasi serta kualitas pendidikan,” katanya.
Karena itu, sebagai wakil rakyat Gorontalo, ia fokus pada masalah kualitas sumberdaya manusia. “Semuanya berangkat dari nawaitu, dari niat untuk melayani masyarakat agar terentas dari kemiskinan serta melaksanakan politik pembangunan dan politik kemakmuran,” katanya.
Dalam dialog tersebut terungkap bahwa pada umumnya masyarakat mengaku puas terhadap BPJS Kesehatan. Namun di antara mereka ada yang mengeluhkan masalah pelayanan di rumah sakit yang belum baik dan ketersediaan obat yang tidak selalu ada. Ada juga yang mengadukan kepesertaannya dinonaktifkan, yaitu peserta yang iurannya dibayarkan pemerintah. Ada pula yang mengeluh setelah pandemi Covid-19 tidak sanggup lagi menjadi peserta mandiri. (rls/*)