Gobel Canangkan Gerakan Tanam Nanas di Gorontalo

Gobel Canangkan Gerakan Tanam Nanas di Gorontalo

GORONTALO (Kastanews.com): Wakil Ketua DPR RI Koordinator Bidang Industri dan Pembangunan (Korinbang), Rachmad Gobel mencanangkan Gerakan Menanam Nanas di Gorontalo.

“Nanas adalah produk ekspor buah nomor satu dari Indonesia. Nanas juga tanaman yang cocok untuk lahan Gorontalo. Saatnya pertanian Gorontalo melakukan diversifikasi,” ungkap Gobel dalam keterangnya, Senin (2/10).

Sebelumnya Gobel melakukan penanaman nanas di Hutabohu, Limboto Barat, Kabupaten Gorontalo, Provinsi Gorontalo, Kamis (28/9). Pada 2022, Gorontalo mampu memproduksi nanas sejumlah 142 ton. Produksi nanas Gorontalo itu menempati peringkat ke-32 di Indonesia atau nomor tiga dari bawah setelah DKI Jakarta (0 ton) dan Papua (79 ton).

Sedangkan produsen nanas terbesar di Indonesia adalah Lampung (861.706 ton), disusul Sumatra Selatan (567.120 ton), Jawa Timur (357.505 ton), Jawa Tengah (336.102 ton), dan Riau (251.769 ton). Total produksi nanas Indonesia pada 2022 adalah 3,2 juta ton. Nilai ekspor nanas pada 2022 adalah US$332,15 juta. Negara tujuan ekspor terbesar adalah Amerika Serikat, Eropa, dan Tiongkok.

Buah nanas menempati peringkat nomor satu untuk produk buah ekspor Indonesia, berikutnya adalah pisang dan jeruk. Pada 2021, Indonesia menempati peringkat keempat di dunia untuk produksi nanas, di bawah Filipina, Kostarika, dan Brazil.

Gobel mengatakan, saat ini produk utama pertanian dan perkebunan di Gorontalo adalah jagung ternak dan padi. Produk lainnya, namun dalam jumlah yang kecil, adalah jeruk, mangga, pisang, durian, nanas. Selain itu juga ada kelapa sawit, kopi, dan kakao.

“Gorontalo terkenal dengan jagungnya, namun masih jagung ternak, belum jagung konsumsi. Sudah saatnya ada diversifikasi. Lahan Gorontalo luas dan subur. Sebagai contoh, kakao Gorontalo sudah menjadi produk coklat di Jepang dengan merek Otanaha,” katanya.

Legislator NasDem dari Dapil Gorontalo itu menambahkan, jika jagung dan padi merupakan tanaman semusim, maka tanaman nanas bisa berusia lebih panjang.

“Memang baru bisa panen setelah 1-2 tahun, tergantung jenisnya. Namun sekali tanam bisa bertahan dalam jangka panjang, angka optimalnya sekitar 10 tahun,” ujarnya.

Ketua DPW Partai NasDem Gorontalo ini juga mengungkapkan, hal itu karena tanaman nanas akan beranak menjadi rumpun. Selain itu, tanaman nanas juga cocok dengan kondisi alam Gorontalo yang panas dan banyak lahan kering.

“Berbeda dengan jagung yang butuh air banyak, maka tanaman nanas bisa bertahan lebih baik di cuaca kering,” katanya. Dengan demikian, katanya, lahan tetap produktif walau di musim kemarau.

Secara ekonomi, kata Gobel, bertanam nanas juga lebih menguntungkan dibandingkan dengan tanaman jagung. Hal itu karena buah nanas bisa dikonsumsi dalam beragam produk.

“Bisa langsung dikonsumsi, bisa diolah menjadi selai, dan sebagainya. Banyak sekali produk turunan dari buah nanas. Selain kandungan gizinya yang tinggi juga rasanya nikmat,” katanya.

Gobel mengemukakan cita-citanya agar Gorontalo bisa menjadi salah satu lumbung pangan di Indonesia. Karena itu, semua pihak harus menggalakkan beragam pertanian tanaman pangan. Menurutnya, ke depan, dunia akan dihadapkan pada ancaman krisis pangan akibat climate change dan populasi penduduk dunia yang terus meningkat. Selain itu, diversifikasi tanaman pertanian juga bisa mengentaskan kemiskinan masyarakat Gorontalo yang bertahan di peringkat kelima termiskin di Indonesia.

“Mari kita membangun ekosistemnya agar masyarakat diuntungkan. Mulai dari hulunya, kelembagaannya, pendanaannya, kebijakannya, hingga di hilirnya berupa industri olahannya,” katanya.(rls/*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *