Gempa 7,3 Magnitudo Guncang Alaska, Peringatan Tsunami Sempat Dikeluarkan

Gempa 7,3 Magnitudo Guncang Alaska, Peringatan Tsunami Sempat Dikeluarkan

JAKARTA (KASTANEWS.COM)- Sebuah gempa bumi kuat berkekuatan 7,3 Magnitudo mengguncang kawasan selatan Alaska pada Selasa siang, 16 Juli 2025, memicu kepanikan warga dan sempat membuat pihak berwenang mengeluarkan peringatan tsunami untuk wilayah pesisir sepanjang 700 mil.
Menurut laporan Badan Survei Geologi Amerika Serikat (USGS), pusat gempa berada di laut, sekitar 106 kilometer di selatan Sand Point, pada kedalaman sekitar 9 kilometer. Guncangan dirasakan luas di wilayah Kepulauan Aleutian, yang memang dikenal sebagai salah satu zona rawan gempa di Lingkar Pasifik atau Ring of Fire.
Sesaat setelah gempa terjadi pada pukul 12.37 siang waktu setempat, National Tsunami Warning Center langsung mengeluarkan peringatan dini tsunami bagi beberapa kota pesisir, termasuk Kodiak, Cold Bay, dan Unalaska. Warga di wilayah-wilayah tersebut dilaporkan segera menuju lokasi evakuasi di tempat yang lebih tinggi.
Beberapa sekolah dan fasilitas umum di kota Sand Point menghentikan aktivitas untuk sementara sebagai langkah antisipasi. Sejumlah warga di Sand Point dilaporkan sempat berhamburan keluar bangunan saat guncangan terasa. Meski tidak menimbulkan korban jiwa, situasi sempat menimbulkan kepanikan di kalangan masyarakat yang terbiasa dengan gempa kecil, namun kali ini merasakan getaran yang lebih kuat dan berlangsung lebih lama.
Kepala seismolog dari Alaska Earthquake Center, Michael West, menjelaskan bahwa gempa ini disebabkan oleh aktivitas sesar megathrust di zona subduksi antara lempeng Pasifik dan Amerika Utara.
Ia menyebut ini sebagai bagian dari pola aktivitas gempa besar yang telah terjadi berulang kali sejak 2020 di kawasan yang sama.
“Ini adalah gempa besar kelima dalam lima tahun terakhir di wilayah ini. Ini menunjukkan bahwa zona ini masih sangat aktif dan potensi gempa besar lainnya tetap ada,” ujarnya kepada Associated Press.
Hingga dua jam setelah kejadian, peringatan tsunami resmi akhirnya dicabut oleh otoritas setempat. Hanya tercatat kenaikan permukaan laut setinggi 6 hingga 15 sentimeter di beberapa wilayah seperti Sand Point dan Kodiak. Tidak ada gelombang besar atau kerusakan akibat tsunami yang dilaporkan.
Meski begitu, gempa ini diikuti lebih dari 40 kali gempa susulan (aftershock) dalam waktu tiga jam.
Salah satu aftershock tercatat berkekuatan 5,4 Magnitudo.
Sejauh ini, belum ada laporan resmi mengenai korban jiwa atau kerusakan infrastruktur yang signifikan. Beberapa toko dan rumah warga mengalami kerusakan ringan seperti barang pecah belah yang jatuh akibat guncangan.
Wali Kota Sand Point, David Anderson, memuji kecepatan dan kesiapan warganya dalam merespons situasi darurat. “Kami sudah melakukan simulasi berkala dan ini membuahkan hasil. Warga tahu apa yang harus dilakukan, dan itu menyelamatkan banyak orang dari potensi bahaya yang lebih besar,” ujarnya.
Pihak berwenang bersama tim dari Alaska Earthquake Center masih terus memantau perkembangan dan potensi gempa susulan yang mungkin terjadi. Masyarakat diminta tetap waspada dan mengikuti instruksi resmi dari pemerintah daerah maupun pusat.(lgt)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *