JAKARTA (KASTANEWS.COM)- Bakal calon presiden (Bacapres) 2024, Ganjar Pranowo membagikan pengalaman mudanya hingga akhirnya memutuskan untuk terjun ke dunia politik. Ganjar mengatakan, jika dirinya lahir dengan pemahanan Marhaenisme yakni ideologi yang berkeinginan menghilangkan penindasan, penganiayaan serta menginginkan adanya masyarakat yang adil dan makmur.
“Saya lahir dari ideologi Marhaenisme yang berpihak pada rakyat kecil. Saya masuk partai politik saat usia 24 tahun, masuk DPR RI saya masuk 36 tahun dan usia 45 tahun saya jadi gubernur,” kata Ganjar saat mengisi kuliah umum di Universitas Parahyangan (Unpar) Bandung bertajuk “Dialog Kebangsaan: Peran Pemuda dalam Masa Depan Politik Indonesia” pada Rabu (11/10/2023).
Ganjar mengakui, dirinya pun tidak akan terjun ke dunia politik andai tidak ada peristiwa 1998. “Jikalau tidak ada peristiwa 1998, mungkin tidak akan saya jadi gubernur, DPR, orang yang diperhitungkan,” ungkapnya.
Ganjar Pranowo itu mengatakan, ada dua pilihan untuk bisa mengubah sistem politik yakni legislatif atau eksekutif. “Kalau kawan-kawan ingin berjuang dalam sistem, ada dua pilihan legislatif atau eksekutif. Inget, memiliki mentor itu sangat penting. Alias kaderisasi agar ada yang mengarahkan dengan baik,” ungkapnya.
Saat menjabat sebagai anggota DPR RI, kata Ganjar, dirinya tekun memperjuangkan Undang-Undang Nomor 12 tahun 2006 tentang Kewarganegaraan. “Sehingga perempuan mendapatkan perlindungan dalam sistem imigrasi,” imbuhnya.(rah)