JAKARTA (Kastanews.com)- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan, kerja sama Indonesia dan Jepang akan terus ditingkatkan terutama di sektor transportasi kereta api.
Diterangkan bahwa pemerintah melirik Jepang agar bisa menjadi negara mitra dalam pembangunan ekosistem perkeretaapian di Pulau Jawa dan Sumatera. “Karena itu saya sangat optimis kalau kita bisa meningkatkan hubungan kerja dengan Jepang, ini menjadi salah satu solusi, karena Jepang merupakan salah yang terbaik kalau kereta ya,” ungkap Erick Thohir saat ditemui di Stasiun Pasar Senen, Selasa (18/4/2023).
Kesempatan kerja sama Indonesia dan Jepang akan digodok dalam forum Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Group of Seven (G7) di Hiroshima pada 19 Mei 2023 mendatang. Erick memastikan, dirinya akan mendampingi Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk menghadiri forum tujuh negara dengan kekuatan ekonomi terbesar di dunia tersebut.
Indonesia tak sebatas menjadi tamu di KTT G7, kedatangan pemerintah di negeri Sakura itu sekaligus membawa rencana kerja sama bisnis yang dipandang strategis. Salah satunya menargetkan Jepang sebagai mitra bisnis untuk moda transportasi kereta api. “Salah satu yang sedang kita diskusikan karena ada rencana rapat G7, dan Indonesia diundang di Hirosima pada bulan depan. Saya juga sudah berkoordinasi dengan Menteri Perhubungan dan pihak Jepang untuk coba mulai melihat peta biru kereta api di Jawa dan Sumatera,” ucapnya.
Pembangunan ekosistem kereta api di Jawa dan Sumatera diyakini bisa menekan penggunaan kendaraan pribadi. Erick memandang penguatan ekosistem ini harus dilakukan lantaran menjadi solusi yang tepat. Untuk Sumatera, moda transportasi massal ini belum maju jika dibandingkan dengan Jawa. Karena itu, investasi di sektor perkeretaapian di kawasan Barat Indonesia itu menjadi keharusan.
“Kemarin saya saksikan sendiri, satu-satu saya cek, ini menjadi yang positif dan apalagi kita lihat, khusus untuk menyambung kereta di Sumatera sendiri kan belum. Ini mesti kita lihat dari jangka pendek dan jangka panjang kalau memang kita ingin menekan penggunaan kendaraan pribadi, ya salah satunya dengan kereta,” tutur dia.
“3 tahun terakhir kita terus giat mendorong daripada fasilitas perbaikan yang ada di kereta api, dan tentu ini perlu dukungan juga, kesuksesan ini dari masyarakat dan stakeholder pemerintah lainnya agar kita bisa melayani masyarakat,” lanjut Erick.(rah)