PAMULANG (Kastanews.com): Baru kemarin, Sabtu, 22 Juni 2024, gue dapat kabar gembira. Anak Bungsu Diana, atau di Kampus Tercinta dikenal Diana Jacob, atau di SMA 82 Jakarta lebih akrab dipanggil Diana Madun, Indira Kartika Dewi, Bungsunya Diana, baru saja menyelesaikan sidang S1 di UIN Malang Jurusan Psikologi.
“Alhamdulillah lega… tinggal nunggu wisuda,” tulis Diana di WA Group kelas. Sambil memperlihatkan foto bersama bungsunya yang lebih tinggi dan cantik.
Diana, memang bukan orang asing lagi buat gue. Kami dulu satu kelas waktu sama-sama duduk di bangku SMA. Kalau gak salah dua tahun. Walaupun kalau mau jujur, waktu SMA dulu, circle nya beda. Istilahnya, gue lebih banyak di gunung, tapi Diana lebih banyak di Dufan.
Bahkan saat gue ambil kuliah di Lenteng Agung 32, gue gak tahu kalau Diana juga kuliah di situ. Justru gue baru nyadar, waktu di terminal Blok M pas Diana malam itu diantar pulang pacarnya. Karena pacarnya itu dulu circlenya temen-temen gue di kelompok IV yang rumahnya di kawasan Jakarta Timur. Jadi gue tahu dia anak kampus.
Terminal Blok M saat itu bukan seperti sekarang yang mesti masuk lorong. Dulu terminal Blok M masih rata. Jadi kita bisa nyisir pandangan orang yang lagi jalan dari sisi sebrang terminal yang berlawanan.
Sejak SMA, Diana itu cakep. Sekarang juga masih cakep. Di usianya yang sekarang, gue liat dia makin bijak. Makin mateng. Bahkan saat suaminya meninggal karena Covid-19 jahanam itu, Diana cukup tabah. Dia gak terus larut tenggelam di kedukaan yang dalam.
Mulai deket sama Diana, sejak SMA bikin reuni-reunian. Artinya, setelah lulus SMA dan lulus kuliah. Apalagi kemudian ada reuni ke 30 tahun lulus dari SMA. Terus acara-acara kelas yang sering diadain temen-temen, buka puasa bareng, halal bi halal SMA, jadi makin sering ngobrol, sering ketemu. Malah rasanya Diana bukan lagi temen, sudah menjadi keluarga kalau gak bisa disebut karib.
Makanya, begitu denger bungsunya sudah selesai sidang skripsi dan dinyatakan lulus hanya tinggal wisuda, rasa senang dan bangga itu juga hinggap di hati gue. Karena kebetulan, Ramadan kemarin, bungsu gue juga baru diwisuda walaupun kakaknya masih skripsi.
Diana orang yang tangguh. Sebagai single parent, dia sudah bisa buktikan kalau dia mampu. Anak-anak sudah pada besar. Sudah pada punya kegiatan sendiri. Maka gak terlalu heran kalau ujug-ujug Diana ada di Malang, dan besoknya ada di Depok.
Bahkan selama mengenalnya, gue jarang liat Diana bersedih. Apalagi mengeluh. Mungkin itu yang bikin dia tetep cakep. Kalau ada sedikit derita, cara dia menyampaikannyapun dengan bercanda. Jadi temen-temen yang denger pun menyikapinya gak terlalu ikut bersedih.
Ngomong Diana, ada satu cerita. Gue bingung ini mau dibilang lucu apa gelo apa gendeng. Ada temen cowok satu kelas yang terus kegilaan sama Diana. Tapi Diana menyikapinya cukup dewasa dan bijak. Tapi tetep aja, karena mungkin sudah kelewat batas, Diana sempet mengungkapkan kekesalannya.
“Kalau suami gue tahu, kan rumah tangga orang bisa kacau,” tulisnya di WA Group.
Atas peristiwa itu, cowok ini sekarang belum mau lagi gabung di group. Mungkin malu atau entah mungkin ada alasan lain. Tapi yang gue tahu, Diana tidak memutus tali silahturahminya sama cowok ini. Ini yang gue salut. Mungkin karena jiwa besarnya itu juga sekarang Diana tetap bisa ceria hingga memancarkan kecantikan terdalamnya.
“Alhamdulillah gue dikelilingin orang-orang baik,” pungkas Diana sebelum naskah ini diterbitkan.(*)