JAKARTA (KASTANEWS.COM)- Gelaran Ballon d’Or 2025 menyisakan cerita panas setelah Lamine Yamal gagal menjadi peraih penghargaan termuda sepanjang sejarah.
Bintang muda Barcelona itu harus merelakan trofi bergengsi tersebut jatuh ke tangan Ousmane Dembele dari Paris Saint-Germain (PSG), sebuah hasil yang memicu reaksi keras dari sang ayah, Mounir Nasraoui.
Dembele, yang menjadi arsitek penting di balik kemenangan perdana PSG di Liga Champions, dinobatkan sebagai peraih Ballon d’Or 2025. Dengan pencapaian ini, ia menjadi orang Prancis keenam yang meraih penghargaan individu paling diidamkan tersebut, menyusul jejak legenda seperti Michel Platini dan Zinedine Zidane.
Dalam pidato kemenangannya, Dembele tampak emosional. “Ini sungguh luar biasa, saya tak bisa berkata-kata. Mendapatkan trofi ini langsung dari Ronaldinho, seorang legenda sepak bola, sungguh luar biasa,” ujarnya dengan bangga.
Meski tidak membawa pulang trofi utama, Yamal tak pulang dengan tangan kosong. Ia dianugerahi Kopa Trophy sebagai pemain U-21 terbaik di dunia, sebuah penghargaan yang diraihnya untuk kedua kalinya secara beruntun.
Namun, bagi sang ayah, pencapaian ini terasa tidak cukup. Dalam wawancara dengan El Chiringuito, Mounir Nasraoui terang-terangan mengungkapkan kekecewaannya. “Harus kami katakan, sesuatu yang sangat aneh telah terjadi di sini,” katanya.
Nasraoui mengklaim putranya adalah pemain terbaik di dunia dengan selisih yang sangat jauh. “Ini bukan perampokan, tapi kerusakan moral terbesar. Saya yakin Lamine adalah pemain terbaik di dunia sejauh ini. Bukan karena dia anak saya, tapi karena dia memang tidak punya saingan,” tambahnya.
Meskipun Mounir Nasraoui tidak secara langsung menyebut hasil ini sebagai ‘perampokan’, jelas terlihat ia merasa putranya lebih pantas mendapatkan penghargaan tersebut. Di sisi lain, Lamine Yamal kini diakui sebagai salah satu talenta muda paling menjanjikan dalam sejarah sepak bola.
Yamal saat ini memiliki nilai pasar tertinggi di dunia dan dianggap oleh banyak pihak memiliki masa depan yang gemilang. Jika ia berhasil membawa Spanyol menjadi juara Piala Dunia tahun depan, hampir dipastikan trofi Ballon d’Or akan berada di genggamannya pada tahun 2026.
Mengingat usianya yang masih sangat muda, persaingan di masa depan masih terbuka lebar bagi Yamal. Kekecewaan ini mungkin hanya akan menjadi motivasi ekstra bagi sang bintang muda untuk terus membuktikan diri di panggung dunia.(rah)