JAKARTA (KASTANEWS.COM)-Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari menyebutkan menjelang akhir pekan terakhir di bulan Juli 2025, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat cuaca ekstrem terjadi di sejumlah wilayah Indonesia.
“Cuaca panas yang berlangsung selama sepekan terakhir memicu kekeringan di wilayah Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, yang berujung pada peristiwa kebakaran lahan Kamis (24/7). Seluas sembilan hektare lahan terbakar di dua Kecamatan, yakni Kecamatan Krayan dan Krayan Barat,” ujarnya melalui keterangannya, Senin (28/7/2025).
Menurutnya, BPBD Kabupaten Nunukan melakukan pemadaman darat dan berkoordinasi dengan instansi terkait dalam penanganan karhutla. Hingga Minggu (27/7), upaya pemadaman masih terkendala mengingat titik api berada di kawasan pegunungan yang sulit dijangkau serta terbatasnya peralatan pendukung di lapangan.
Lalu, kebakaran lahan terjadi di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, Minggu (27/7) yang dipicu oleh aktivitas pembakaran sampah oleh masyarakat setempat yang menyebar ke rumput dan lahan tebu. BPBD Kabupaten Klaten melaporkan seluas satu hektar lahan terbakar dan api berhasil dipadamkan dengan satu unit mobil pemadaman kebakaran.
“Kejadian cuaca ekstrem, yaitu angin puting beliung dan angin kencang terjadi di sejumlah wilayah. Angin puting beliung melanda Kecamatan Karossa, Kabupaten Mamuju Tengah, Sulawesi Barat, Minggu (27/7),” tuturnya.
Dia menerangkan, berdasarkan informasi BPBD Kabupaten Mamuju Tengah tercatat sebanyak empat unit rumah mengalami rusak berat, enam unit rumah rusak sedang, 28 unit rumah dan dua unit fasilitas pendidikan rusak ringan. Tim Reaksi Cepat BPBD Kabupaten Mamuju Tengah melakukan pembersihan material pohon tumbang dan mendistribusikan bantuan logistik kepada warga terdampak.
“Masih di wilayah Sulawesi, angin kencang disertai hujan lebat terjadi di Kecamatan Sigi Biromaru, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, Sabtu (26/7). Sebanyak 19 unit rumah terdampak akibat kejadian ini. BPBD Kabupaten Sigi melakukan pembersihan pohon tumbang dan menyalurkan bantuan logistik berupa tenda dan karpet kepada warga terdampak,” jelasnya.
Dia mengungkap, di Provinsi Sumatra Barat, angin kencang terjadi di Kabupaten Lima Puluh Kota pada Minggu (27/7). Kejadian ini mengakibatkan beberapa atap rumah warga mengalami kerusakan dan berterbangan terbawa angin kencang.
“BPBD Kabupaten Lima Puluh Kota mencatat sebanyak 12 unit rumah terdampak di dua kecamatan dan satu orang mengalami luka ringan. BPBD dan tim gabungan setempat melakukan pembersihan pohon tumbang yang menimpa rumah warga dan mengoperasikan dapur umum untuk pemenuhan kebutuhan dasar bagi warga terdampak,” kata dia.
Dia membeberkan, dalam upaya mengantisipasi potensi kebakaran hutan dan lahan (karhutla), BNPB mengimbau pemerintah daerah dan masyarakat untuk meningkatkan kesiapsiagaan, khususnya di wilayah yang telah memasuki musim kemarau. Masyarakat diharapkan tidak melakukan aktivitas pembakaran, termasuk membakar sampah di lahan terbuka atau membuang puntung rokok di area yang kering dan mudah terbakar.
“Enam wilayah prioritas yang rawan karhutla juga menjadi perhatian utama. Pemerintah daerah setempat diharapkan memastikan kesiapan sarana dan prasarana pemadaman guna mempercepat respons jika terjadi kebakaran,” katanya.
Dia menambahkan, untuk memperkuat pengendalian di lapangan, BNPB menjalankan operasi modifikasi cuaca (OMC) di Provinsi Riau, Sumatera Barat, dan Kalimantan Barat. Selain itu, helikopter dikerahkan untuk patroli udara dan water bombing di wilayah Riau guna mempercepat penanganan titik api.(rah)