JAKARTA (Kastanews.com): Di tengah perayaan Hari Lingkungan Hidup Sedunia pada 5 Juni, anggota Komisi XII DPR RI, Cheroline Chrisye Makalew, prihatin dengan rencana pembukaan tambang nikel dan lahan sawit di kawasan Raja Ampat, Papua Barat Daya.
“Di tengah peringatan ini, saya merasa prihatin dan terpanggil untuk menyuarakan isu serius yang sedang mengancam salah satu kekayaan alam terbesar Indonesia, Raja Ampat,” kata Cheroline dalam keterangan tertulis, Kamis (5/6/2025).
Menurut Cheroline, Hari Lingkungan Hidup penting untuk mengingat kembali tanggung jawab menjaga alam, bukan hanya untuk sekarang, tetapi demi anak cucu di masa depan.
Bukan hanya persoalan lingkungan, dia menilai rencana tambang nikel di kawasan Raja Ampat juga menyangkut masa depan masyarakat adat, sektor pariwisata, dan keberlanjutan ekosistem yang luar biasa unik.
“Raja Ampat adalah rumah bagi ribuan spesies laut, banyak di antaranya tak ditemukan di tempat lain di dunia. Kawasan ini sering disebut sebagai Amazon bawah laut. Jika tambang ini dijalankan, dampaknya akan sangat besar dan bisa bersifat permanen,” ujarnya.
Cheroline juga menyoroti pembukaan lahan sawit dalam kerangka protek strategis nasional (PSN). Dia paham pentingnya ketahanan pangan dan energi nasional, termasuk hilirisasi.
“Tapi mari kita jujur. Jangan sampai atas nama ‘prioritas nasional’, Papua dikorbankan,” imbuhnya.
Cheroline mengatakan, alam Papua adalah sumber hidup bagi banyak masyarakat adat. Hutan bukan sekadar pohon dan tanah. Bagi masyarakat Papua itu adalah ibu, pasar, dapur, apotek, sumber makanan, sekolah, dan rumah bagi mereka. Jika alam rusak, mereka kehilangan segalanya.
Karena itu, sebagai wakil rakyat Papua Barat, Cheroline meminta pemerintah pusat meninjau kembali izin tambang dan pembukaan lahan skala besar.
Yang lebih penting, lanjut Cheroline, memprioritaskan pengembangan sektor pariwisata berkelanjutan yang telah terbukti membawa manfaat ekonomi masyarakat tanpa merusak lingkungan.
“Kementerian Lingkungan Hidup agar menegakkan hukum lingkungan secara adil dan transparan,” tegasnya.
Dia pun mengajak seluruh elemen bangsa, masyarakat, pemerintah, dan semua pemangku kepentingan untuk menjaga Papua. Bukan hanya sebagai wilayah Indonesia, tetapi sebagai bagian berharga dari jati diri dan harapan masa depan bersama.
“Hari Lingkungan Hidup harus jadi lebih dari sekadar seremonial. Ini saatnya kita bertindak nyata untuk kelestarian bumi, keadilan ekologis, dan keberlanjutan hidup bersama. Salam lestari!,” tegas Cheroline. (lina/*)
