SOLO (Kastanews.com): Calon anggota legislatif DPR RI dari Partai NasDem, Gantyo Koespradono, yakin Kota Surakarta (Solo) tidak akan kekurangan calon pemimpin berkualitas setelah ditinggal Gibran Rakabuming Raka yang dicalonkan jadi wakil presiden.
“Saya yakin banyak anak muda di kota ini yang berpotensi menjadi pemimpin tidak saja buat kepentingan lokal, tapi juga nasional,” kata Gantyo yang ditempatkan partainya di Dapil Jawa Tengah V (Kota Surakarta, Kabupaten Klaten, Boyolali dan Sukoharjo) ini.
Dalam pernyataannya yang dikeluarkan di Jakarta, Senin (30/10), wartawan senior itu mengatakan, terlepas pro dan kontra terkait Gibran, “Saya percaya Solo akan mendapatkan ganti yang sepadan dengan Gibran, bahkan lebih hebat.”
Mantan dosen Institut Ilmu Politik dan Ilmu Sosial (IISIP) Jakarta dan Universitas Esa Unggul tersebut mengingatkan, merujuk pada aturan Pasal 170 ayat (1) UU Pemilu, maka pejabat negara yang dicalonkan oleh partai politik peserta pemilu atau gabungan partai politik sebagai capres atau cawapres harus mengundurkan diri dari jabatannya.
Pasal dan ayat tersebut ada pengecualian untuk presiden, wakil presiden, pimpinan dan anggota MPR, pimpinan dan anggota DPR, pimpinan dan anggota DPD, menteri dan pejabat setingkat menteri, dan gubernur, wakil gubernur, bupati, wakil bupati, wali kota, dan wakil wali kota.
Masih mengacu pada aturan tersebut, tambah Gantyo, seseorang yang sedang menjabat sebagai gubernur, wakil gubernur, bupati, wakil bupati, wali kota, dan wakil wali kota yang akan dicalonkan oleh partai politik atau gabungan partai politik peserta pemilu sebagai capres atau cawapres harus meminta izin kepada presiden.
Logikanya, menurut Gantyo, Presiden Jokowi pasti sudah memberikan izin kepada putranya, Gibran, untuk menjadi calon wakil presiden.
Masyarakat Surakarta atau Solo, tambah Gantyo, harus mengantisipasi pengganti Gibran jika ia terpilih. Sebaliknya kalau tidak terpilih, ia bisa kembali menjabat sebagai wali kota Solo.
Namun, untuk jangka panjang, masyarakat Solo, khususnya generasi muda, tetap harus mempersiapkan calon-calon pemimpin muda yang tidak saja berbakat dan mengikuti perkembangan zaman, tapi juga pemimpin yang siap melayani rakyat.
Konsekuensinya, tegas Gantyo, generasi muda tidak boleh alergi terhadap politik. “Jika telah masuk ke kancah politik tidak boleh alergi terhadap perbedaan yang menjadi ciri kas bangsa Indonesia,” demikian Gantyo. (red/*)