JAKARTA (Kastanews.com): Partai NasDem mendaftarkan 580 caleg untuk DPR RI secara serentak pada 11 Mei 2023. Konfigurasi caleg memenuhi unsur kapasitas dan kapabilitas yang diharapkan memenuhi kehendak rakyat sebagai pemberi mandat. Untuk itu Partai NasDem berupaya melakukan rekruitment caleg-caleg dengan tingkat pendidikan yang memadai. Lebih dari 50% caleg DPR RI dari Partai NasDem berpendidikan setingkat sarjana atau di atasnya.
Konfigurasi caleg NasDem berdasarkan tingkat pendidikannya sebanyak 32,07% berpendidikan sarjana, 29,66% berpendidikan master atau sederajat, dan 0,34% berpendidikan doktor atau sederajat. Tingkat pendidikan ini menjadi perhatian serius dari Partai NasDem mengingat anggota DPR RI akan bekerja dalam tiga fungsi: fungsi legislasi, fungsi pengawasan, dan fungsi anggaran.
Selain persoalan tingkat pendidikan, Partai NasDem juga sangat peduli dengan persoalan keterwakilan perempuan. Komitmen Partai NasDem akan keberpihakan pada perempuan terbukti dari terlampauinya batas minimal keterwakilan perempuan dari yang diharuskan oleh perundang-undangan. Dari caleg yang didaftarkan ke KPU RI, ada 34,31% caleg perempuan. Jumlah ini tentu melebihi dari ketentuan afirmasi perempuan yang sebanyak 30%.
“Prioritas NasDem kali ini adalah mengisi dengan pegiat-pegiat politik yang tidak saja mumpuni secara kapasitas dan kapabilitas, tetapi juga mempunyai kepedulian. Persoalan representasi merupakan persoalan yang paling kontroversial, karena kepentingan sekelompok orang tertentu tidak bisa benar-benar diwakili oleh orang lain jika orang tersebut tidak berada atau punya kepedulian pada kelompok tersebut,” jelas Willy Aditya, Sekretaris Bappilu Partai NasDem dalam keterangan tertulisnya, Minggu (14/5).
Sebagai ilustrasi isu kekerasan seksual, perlindungan pekerja rumah tangga, pendidikan kedokteran, kesejahteraan ibu dan anak, dan masyarakat hukum adat sebagai program prioritas Partai NasDem tentu hanya dapat ditangani sepenuh hati dan pikiran jika orang-orang yang mengisi jabatan legislatif adalah mereka yang konsen akan isu tersebut. Maka kehadiran Eva Sundari yang sebelumnya merupakan anggota dari PDI Perjuangan di Dapil VIII Jawa Timur diharapkan mampu menjadi tenaga pokok dalam perjuangan-perjuangan Partai NasDem atas isu-isu prioritas.
“Mbak Eva bergabung dengan NasDem karena beliau tahu yang berjuang hand in hand untuk UU TPKS, RUU Perlindungan Pekerja Rumah Tangga (RUU PPRT) dan RUU Kesejahteraan Ibu dan Anak (RUU KIA) itu ya NasDem. Dan NasDem yang terbuka membangun dialog dengan segenap elemen untuk isu-isu ini,” tandas caleg dari Dapil XI Jawa Timur ini, “kan Mbak Eva juga terlibat dalam proses perjuangan menggolkan UU TPKS. Jadi beliau tahu persis. Termasuk RUU PPRT. Semangat memuliakan Kaum Sarinah yang merupakan semangat Bung Karno. Itu hanya ada di NasDem.”
Begitu pula dalam kebijakan pendidikan kedokteran dan kesehatan nasional. Dua isu strategis ini merupakan arah panduan penting untuk pembangunan sumber daya manusia menuju Indonesia Emas 2045. Indonesia sebagai The Future Asia tidak bisa hanya mengandalkan sumber daya alam saja. Sudah saatnya investasi pada sumber daya manusia. Belajar dari pandemi yang lalu isu kesehatan harus lebih jauh lagi ditarik menjadi sebuah isu ketahanan dan keamanan nasional. Tanpa kemampuan tenaga kesehatan yang memadai mustahil menciptakan postur kesehatan nasional yang mumpuni.
“Untuk itu kita mengundang ahli dan tenaga kesehatan yang mau bergabung mengisi jabatan legislatif ini. Alhamdulillah ada dokter yang bersedia bergabung. Dokter Daeng Mohammad Faqih, mantan Ketua IDI 2018-2021, akan menjadi tenaga potensial bagi isu-isu ini,” tambah Willy Aditya. Daeng Faqih maju sebagai caleg DPR RI Dapil Jawa Timur V.
Keberanian dan kepioniran Partai NasDem mencalonkan Anies Rasyid Baswedan sebagai capres juga memberi dampak luar biasa. Atas hal itu Surya Tjandra, mantan Wakil Menteri Agraria dan Tata Ruang Indonesia, menyatakan bergabung pada Partai NasDem dan maju sebagai caleg DPR RI Dapil DKI Jakarta III. Kebijakan-kebijakan Anies Baswedan selama menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta yang pro rakyat miskin kota dan menjunjung tinggi toleransi merupakan point yang mendorong Surya Tjandra bergabung dengan Partai NasDem.
“Apalagi Anies Baswedan merupakan aktivis juga. Kebijakan menghilangkan kumuhnya, bukan kampungnya itu kan kebijakan yang sangat pro urban poor. Buktinya dibangun 5 kampung susun: Akuarium, Bukit Duri, Kunir, Bayam, dan Gembrong. Itu fakta. Jadi tidak lagi hanya kata-kata,” terang Willy Aditya.
Setidaknya dengan bergabungnya Surya Tjandra akan semakin banyak stok aktivis di NasDem. Perwajahan politik kita yang selama ini sebagian besar pengusaha, setidaknya dengan hadirnya aktivis-aktivis akan menggerakkan kebijakan-kebijakan yang lebih peduli pada publik. Isu pemukiman, transportasi, dan perkotaan tentu akan menjadi tantangan tersendiri bagi pembuat kebijakan. Untuk itu dibutuhkan mereka yang ahli dan konsen akan isu-isu ini.
Dari postur dan konfigurasi caleg-caleg yang diusung Partai NasDem setidaknya didapatkan gambaran bahwa sudah saatnya kursi-kursi legislatif diisi bukan hanya berdasarkan isi tas tetapi juga kapasitas dan kapabilitas. Dengan kata lain, konfigurasi caleg Partai NasDem berisi orang-orang yang akan memenuhi harapan rakyat ke depan. Tentu juga yang siap menghadapi segala tantangan.
“Jadi memang skuad yang dipasang adalah mereka yang akan siap menghadapi tantangan-tantangan itu. Kita juga ingin memastikan mereka adalah orang-orang yang siap menjalankan cita-cita kemerdekaan yang ada dalam konstitusi. Sudah saatnya rakyat menikmati kesejahteraan dan keadilan. It’s time Restorasi Indonesia!” pungkas Willy.(rls/*)