JAKARTA (Kastanews.com): Dalam senyap namun penuh determinasi, H. Ayep Zaki mengubah wajah kepemimpinan di Kota Sukabumi. Sebagai kader kebanggaan Partai NasDem, Ayep tampil bukan hanya sebagai seorang wali kota, tetapi sebagai pelayan masyarakat sejati tanpa beban kepentingan partai, tanpa intervensi, dan tanpa suara-suara pembisik yang biasa mendikte arah kebijakan seorang kepala daerah.
Dalam tayangan podcast Orator di kanal YouTube NasDem DPR RI, Ayep membeberkan strateginya membangun Kota Sukabumi, dengan penuh ketulusan dan semangat restorasi yang menjadi semangat NasDem.
“Jadi NasDem memberikan ruang yang sebebas-bebasnya saya memanage Kota Sukabumi menjadi yang terbaik sehingga saya sekarang murni staf saya adalah seluruh SKPD, staf saya bukan tim sukses, staf saya juga bukan dari partai politik, tidak ada,” tegas Ayep.
Kebebasan yang diberikan NasDem justru dimaknai Ayep sebagai amanah yang harus dipertanggungjawabkan. Ia tak membawa tim sukses, apalagi kepentingan politik ke dalam struktur pemerintahan.
“Kalaupun partai itu ada di belakang saya memberikan masukan-masukan tapi dia tidak terjun secara teknis karena memang saya meminta itu dan NasDem khususnya NasDem Jabar memberi ruang itu yang seluas-luasnya sebebas-bebasnya saya berkreasi,” tambah dia.
Dengan ruang seluas itu, Ayep merasa bisa menyalurkan ilmunya secara optimal demi membangun kota. Targetnya jelas dalam sepuluh tahun, Kota Sukabumi harus masuk jajaran terbaik di Indonesia.
“Menjadi yang terbaik dari angka kemiskinannya paling rendah nanti, kemudian toleransinya juga masuk lima besar, tata kelola kebersihannya juga paling tidak masuk lima besar, kemudian penerangannya kalau bisa nomor satu gitu ya,” kata dia.
Ayep membawa visi yang unik namun relevan, IMAN akronim dari Inovatif, Mandiri, Agamis, dan Nasionalis. Sebuah formula yang merefleksikan karakter kepemimpinan dan arah pembangunan Kota Sukabumi.
Namun jalan menuju kursi wali kota cukup terjal. Ayep harus menghadapi dua inkamben satu wali kota petahana dan satu mantan wali kota yang juga anggota Komisi II DPR RI. Pada Mei, elektabilitasnya hanya peringkat tiga. Ia tahu, secara data kalah dan pasti kalah. Tapi justru dari situlah semangatnya bangkit.
“Karena saya tahu di survei ini kalah maka saya harus menang. Beda waktu Pileg saya masuk tiga besar dari enam (kursi) hitungan masuk jadi surveinya 13,5% itu masuk rangking tiga besar karena saya terlena saya kalah, teori itulah yang saya balik karena kalah inilah harus menang,” terang Ayep.
Dari survei elektabilitas 0% pada awal mula bergerak menuju F1. Ayep terus gas pol hingga pada 14 November, ia melesat ke posisi pertama. Duet Ayep Zaki – Bobby Maulana sukses memperoleh 78.257 suara atau 44,90 persen dan menang mutlak berkat dukungan masyarakat Kota Sukabumi.
Ayep juga membawa satu komitmen pribadi yang jarang terdengar dari pemimpin daerah, tidak akan korupsi dan tidak akan pungli. Komitmen ini bukan sekadar janji, tapi dijalankan dengan konsistensi, hingga menjadi narasi yang dipercaya masyarakat.
“Saya membikin satu pernyataan untuk diri saya bahwa saya komitmen tidak akan korupsi dan pungli tidak akan mengecewakan dan itu dituangkan dalam satu komitmen yang masyarakat yang rasional itu mereka memahami itu yang sering saya ucapkan sampai sekarang tidak korupsi dan tidak pungli,” ujarnya.
Beberapa program unggulan Ayep langsung menyasar kehidupan sehari-hari warga dan menyentuh akar rumput seperti Dana Abadi untuk masyarakat, kenaikan 100% gaji RT/RW, Gaji untuk marbot, linmas, guru ngaji yang sebelumnya tak pernah digaji dan peningkatan peran Posyandu.
Ayep menyebut dirinya menikmati jabatan yang diembannya. Ia tiba di kantor sebelum pukul 07.00, bahkan ketika pegawai lain belum datang. Kini, kebiasaannya itu menular para staf mulai mengikuti irama kerja pemimpinnya.
Fenomena Ayep Zaki bukan hanya memimpin, ia sedang menanamkan warisan bahwa politik bisa dijalani dengan cara bersih, partisipatif, dan penuh cinta pada kota yang dipimpin.
“Qadarullah Allah mentakdirkan saya menjadi pemimpin di Kota Sukabumi dan sekarang saya harus membuktikan apa yang diharapkan oleh masyarakat,” pungkas dia. (wayram/*)