CIKARANG (Kastanews.com): Anggota Komisi VII DPR RI dari Fraksi Partai NasDem, Arkanata Akram mengatakan saat ini Indonesia tengah bersiap memasuki era industri kendaraan listrik dengan menyiapkan ekosistem kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (KBLBB).
Menurut Arkanata, hal tersebut sesuai dengan amanat Presiden melalui PP No.55 Tahun 2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (Battery Electric Vehicle) untuk Transportasi Jalan.
“Ekosistem kendaraan listrik ini merupakan salah satu upaya untuk mendukung percepatan transisi energi baru dan terbarukan di Indonesia, yang selaras dengan RUU Energi Baru dan Energi Terbarukan yang tengah dibahas di Komisi VII DPR,” ungkap Arkanata saat memimpin tim kunjungan kerja Komisi VII DPR ke PT Hyundai Motor Manufacturing Indonesia (HMMI) di Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Jumat (9/12).
Arkanata menambahkan, persiapan ekosistem kendaraan listrik ini juga merupakan salah satu langkah bahwa Indonesia memiliki komitmen untuk mengurangi emisi karbon atau bahkan bisa mencapai kondisi net zero emission di Indonesia.
Sebagaimana yang diketahui, lanjutnya, PT. HMMI merupakan pabrik manufaktur kendaraan listrik pertama di Indonesia dengan rencana produksi 1.000 mobil listrik per tahun dengan nama Ioniq 5.
Arkananta menegaskan, Komisi VII DPR sangat mendukung langkah Indonesia untuk menjadi pemain dalam global supply chain di industri mobil listrik.
“Negara kita memiliki sumber daya mineral yang sangat besar untuk pengembangan industri mobil listrik. Kita punya nikel, kobalt, sebagai material penting untuk baterai litium. Bauksit yang bisa diolah menjadi aluminium dan kemudian dapat dimanfaatkan untuk kerangka mobil listrik, serta tembaga yang dibutuhkan untuk baterai dan sistem kabel-kabel di mobil listrik.
Legislator dari Dapil Kalimantan Utara ini pun menekankan pentingnya hilirisasi bahan-bahan mentah tersebut.
“Hilirisasi bahan-bahan mentah mineral kita harus dilakukan agar nilai tambahnya meningkat, memberikan nilai tambah yang optimal,” ujarnya.
Lebih lanjut ia menekankan bahwa untuk menjadi pemain kunci di bidang kendaraan listrik, maka perlu dibangun ekosistem yang kuat. Sebab, tanpa ekosistem yang kuat di dalam negeri, niscaya akan sulit bersaing dengan negara lain dalam membangun industri mobil listrik.
“Kunjungan ini sebagai bentuk dukungan Komisi VII DPR dalam tiap investasi kendaraan listrik di Indonesia dan juga tentunya dukungan terhadap pengembangan industri hulunya, terutama industri baterai.
Ia berharap industri kendaraan listrik ini dapat terus berkembang untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik dan internasional.
“Untuk merealisasikannya maka semua stakeholder terkait harus bisa bersinergi, berkoordinasi, dan berkolaborasi agar pengembangan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia dapat berjalan semaksimal mungkin,” pungkasnya. (rls/*)