JAKARTA (KASTANEWS.COM)- Direktur Utama PT Aneka Tambang Tbk (Antam) Achmad Ardianto memberikan penjelasan terkait kelangkaan emas Antam yang sempat terjadi di pasaran, menanggapi tudingan anggota Komisi VI DPR RI, Kawendra Lukistian.
Ardianto menegaskan persoalan tersebut bukan karena ada permainan, tapi keterbatasan modal kerja perusahaan.
Menurut dia emas merupakan komoditas dengan harga tinggi dan fluktuatif, jika Antam membeli dan menyimpan stok dalam jumlah besar tidak menguntungkan karena perusahaan tidak bisa memprediksi pergerakan harga.
“Kesulitan Antam dalam hal jual beli emas itu adalah modal kerja,” ujar Ardianto dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi VI DPR di Jakarta, Senin (29/9).
Dia menjelaskan, sistem distribusi emas Antam selama ini tergantung pada pihak luar karena keterbatasan modal perusahaan. Penjualan emas lebih banyak ditopang oleh mitra usaha atau wholesaler yang memiliki modal besar.
“Antam dulu nggak punya modal sehingga yang menjualkan emas ke lapangan adalah orang-orang yang punya uang. Itulah wholesaler yang membantu Antam menjualkan ke toko emas,” ujarnya.
Melalui skema tersebut, sekitar 70 persen produksi emas Antam dijual ke wholesaler. Sementara stok yang dikelola langsung oleh Antam hanya sekitar 30 persen, yang didistribusikan ke 15 butik resmi Antam di seluruh Indonesia.
“Betul, memang kemampuan modal kerja kami hanya sekitar 30 persen,” kata Ardianto saat dikonfirmasi soal kelangkaan stok di butik.
Dia mengungkapkan kelangkaan emas semakin diperparah oleh terhambatnya proses pengadaan bahan baku. Dalam beberapa bulan terakhir, Antam kesulitan melakukan impor emas, sementara pasokan dari tambang lokal tidak tersedia karena tidak ada kewajiban bagi perusahaan tambang untuk menjual emasnya ke Antam.
“Sourcing kami sulit, impor tidak bisa, dalam negeri tidak ada yang mau jual, bahan baku kami susah,” paparnya.
Ardianto menegaskan, jika pasokan emas dapat diamankan, Antam mampu mempercepat proses produksi dan distribusi sehingga ketersediaan emas di pasar bisa kembali normal. “Begitu bahan baku secured, kami bisa langsung produksi dan distribusi,” ucapnya.
Kawendra Lukistian dalam rapat tersebut menyoroti kelangkaan emas Antam yang dirasakan masyarakat. “Kepastian apa karena ada permainan? Karena saya dapat kabar stok emas susah, cuma bisa 20 persen paling,” tegasnya.
Politikus Gerindra tersebut juga mengingatkan bahwa kelangkaan emas berpotensi menimbulkan inflasi yang tidak terkendali. Ia meminta agar Antam mengecek kembali jalur distribusi dan memastikan tidak ada praktik yang merugikan masyarakat.
“Kalau begini kan permainan, nunggu harga naik. Ini nyumbang inflasi gila-gilaan. Tolong dicek, mungkin ada masalah di bawah,” kata Kawendra.(rah)