MEDAN (Kastanews.com)- Pada kunjungan Silaturahmi Akbar Kebangsaan selama dua hari di Sumatera Utara (Sumut) Calon Presiden usungan Partai NasDem, Anies Rasyid Baswedan tidak hanya bertemu tokoh agama dan organisasi kemasyarakatan tetapi Anies juga menyempatkan berdiskusi bersama mahasiswa dan pelajar.
Pada hari kedua kunjungannya, Sabtu (5/11) Anies hadir dalam Diskusi Bareng dan Santai (Dibantai) bersama anak-anak muda, di halaman kantor Prananda Surya Paloh (PSP) Center di Jalan KH A Dahlan Kota Medan.
Anies memberi dorongan dan motivasi kepada ratusan mahasiswa dan pelajar untuk menjadi calon pemimpin. Menurut Anies, yang unik dari anak muda adalah memiliki masa depan lebih panjang dari masa lalu. “Orang tua menulis biografi sedangkan anak muda menulis rencana masa depan,” kata Anies.
Anies meyakini bila ada orang yang banyak bercerita tentang masa lalu, kata dia, walaupun hitungan usianya masih kecil, tetapi sesungguhnya dia sudah tua. Sebaliknya, meski ada orang yang usianya sudah panjang, tetapi yang dibahas adalah masa depan, maka sesungguhnya dia masih muda.
Menurut Anies anak-anak muda memiliki tradisi membawa pembaruan, mempunyai keberanian dan menyimpan perspektif yang unik tentang banyak hal. Karena itu, ketika anak-anak muda memilih untuk sibuk, waktunya habis untuk kegiatan maka mereka adalah stok pemimpin Indonesia di masa depan.
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu mengatakan saat masih duduk di bangku SMA dirinya aktif di organisasi pelajar, begitu juga saat menjadi mahasiswa. Dan berbagai pengalaman yang didapat dari aktivitas tersebut baru dirasakan manfaatnya di kemudian hari.
“Pada saat aktif, yang didapat cuma lelahnya saja,” ujar Anies.
Namun dia berpesan jangan sampai aktif di luar kelas tetapi tidak aktif di dalam kelas, begitu pun sebaliknya. Mahasiswa dan pelajar diminta memiliki keaktifan yang sama, di dalam dan luar kelas.
Lebih jauh Anies menuturkan, anak-anak muda tidak menunggu, tetapi merebut kesempatan. Dengan logika itu, anak muda tidak perlu menunggu diberikan peran, tetapi mengambil peran dan terlibat apa yang menjadi kebutuhan sekelilingnya.
Dia mencontohkan apa yang pernah dilihatnya saat menjadi Gubernur DKI Jakarta. Yang mana anak-anak muda yang tergabung dalam Forum Diskusi Transportasi Jakarta membuat peta rute-rute kendaraan umum.
Bukan Pemprov DKI yang membuat peta tersebut. Pemprov hanya mencetak, menggandakan dan menempelkan peta itu di halte-halte. Dan peran yang dapat diambil tidak selamanya dalam urusan politik.
Seperti salah satu kelompok mahasiswa yang mengelola program Sumatera Utara Mengajar.
Dalam program itu, para mahasiswa dikirim ke daerah-daerah pelosok untuk mengajar anak-anak selama dua minggu. Anak-anak muda bisa disebut berperan bila memiliki gagasan, melakukan kerja dan terobosan serta diikuti orang lain. Menjadi pemimpin bukan karena memiliki jabatan.
Pemimpin muda juga bukan karena orang tua tetapi karena diakui orang-orang sebayanya. Karena itu jika mengambil peran dan berkontribusi untuk orang lain, maka akan diakui sebagai pemimpin dan akan diikuti orang lain. Bagi Anies, seseorang dapat dikatakan sebagai pemimpin jika memiliki pengikut.
“If no body follow you, you’re not a leader (jika tidak ada yang mengikuti anda, anda bukan seorang pemimpin),” demikian ujarnya. (WH)