JAKARTA (KASTANEWS.COM)- Relawan berharap Anies Baswedan tidak mengikuti jejak Prabowo Subianto masuk kabinet. Relawan ingin Anies tetap menjadi ikon dan tokoh perubahan.
Diketahui, seusai Pilpres 2019, Prabowo yang kalah dua kali dari Joko Widodo (Jokowi), akhirnya memutuskan bergabung ke Kabinet Indonesia Maju. Prabowo didaulat menjadi Menteri Pertahanan 2019-2024.
Menurut Robi Nurhadi, Koordinator Sahabat Anies Internasional yang kini juga menjadi inisiator Gerakan Perubahan, pihaknya ingin menyampaikan aspirasi teman-teman relawan agar Anies tetap berakal sehat dan tidak pernah ragu dalam memastikan mana yang benar dan mana yang salah.
Robi mengatakan, Anies adalah ikon gerakan perubahan di Indonesia. Anies adalah penggagas perubahan di Indonesia, yang tegas melihat yang salah itu salah dan harus kita perbaiki.
“Jadi, kami ingin Pak Anies yang kami kenal. Pak Anies yang tidak bersayap dalam memberikan opsi-opsi, bahasanya Pak Anies membuka semua opsi. Tentu dalam diskusi teman-teman, teman-teman seperti menafsirkan, kami khawatir Pak Anies mengulangi apa yang dilakukan Pak Prabowo, masuk kabinet,” jelas Robi dalam YouTube Suara Perubahan, dikutip Rabu (8/5/2024).
Robi mengatakan, pihaknya paham persatuan itu apa. Tapi, katanya, Anies juga yang bilang persatuan itu dasarnya adalah keadilan. Kita boleh bersatu, tetapi kita juga harus adil. Tidak dipaksa untuk bersatu, sementara keadilan tetap tidak terjadi.
“Jadi kalau Pak Anies masuk kabinet, maka Pak Anies akan dilihat mengulangi Pak Prabowo yang gabung pemerintah. Saya ingin sampaikan inilah aspirasi relawan,” ujarnya.
Terkait Pilgub DKI Jakarta 2024, Robi mengatakan, Anies akan didukung oleh partai. Dalam suatu kesempatan, kata Robi, Anies mengaku sudah merasa nyaman dengan partai yang tergabung dalam Koalisi Perubahan. Partai yang dimaksud adalah Partai Nasdem, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
Menurut Robi, itu hal yang wajar, tetapi menjadi tidak wajar saat di antara partai-partai Koalisi Perubahan itu sudah ada yang nyeberang, atau mau nyeberang. Di mata kaum perubahan, di mata relawan, itu menjadi satu catatan.
“Kalau saya ibaratkan, waktu Prabowo (gabung pemerintah) kita kecewa satu kali. Saat partai-partai Koalisi Perubahan itu mulai menyeberang, kami sudah punya kekecewaan satu setengah kali. Kalau Pak Anies juga ke sana, maka lengkap sudah kekecewaan kami yang dua kali,” ujar Dosen Universitas Nasional ini.
Robi mengatakan, para relawan sayang kepada Anies. Menurutnya, jarang Indonesia punya tokoh seperti Anies. “Maka, jadilah Pak Anies yang kami kenal. Biarkanlah Pak Anies tidak jadi apa-apa, tapi Pak Anies akan menjadi teladan bagi kami, yang membuat kami punya semangat bahwa perubahan itu adalah sebuah keniscayaan. Gerakan perubahan masih punya napas, gerakan perubahan masih punya tokoh, Pak Anies,” ujarnya.
Robi pun berharap Anies akan dicatat sejarah sebagai pihak yang konsisten mengeluarkan gagasan perubahan dan menjadi eksekutornya. “Bersama kami. Kami akan terus membersamai Pak Anies, insyaallah, kami bangga berada dalam gerakan perubahan ini, seperti yang Pak Anies selalu dengar dari semua relawan yang ada,” katanya.
Pada Selasa (7/5/2024), Anies menegaskan sikapnya akan tetap berada di jalan perubahan setelah Pilpres 2024. Menurutnya, ada norma dalam politik bahwa jika tidak mendapat amanah konstitusi, akan berada di luar pemerintahan alias oposisi.
Hal ini disampaikan Anies menanggapi Ganjar Pranowo yang menyatakan tidak akan bergabung di pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. “Bahwa saya tidak akan mendahului soal bergabung atau tidak. Karena dari mana kita tahu. Tapi bahwa saya ini bukan berada di parpol. Kalau Pak Ganjar kan ada di parpol, saya warga negara. Dan saya selalu mengatakan tetap jalan perubahan,” kata Anies.
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu juga enggan menanggapi kemungkinan dirinya masuk atau tidak dalam kabinet Prabowo. “Kalau saya bilang ikut, wong diundang aja tidak. Mau bilang tidak, wong diundang aja belum. Jawabnya apa? Betul nggak? Siapa yang mengajak? Jadi kalau saya bilang saya nggak mau ikut, emang saya diajak? Mau ikut? Emang kapan ngajaknya?” katanya.
Anies pun menyampaikan pakem politik. “Jadi saya katakan, tapi pakemnya nih, yang mendapatkan amanah konstitusi dari sebuah proses pilpres itu berada di dalam kabinet, yang tidak mendapatkan amanah berada di luar kabinet. Itu pakem, itu saya katakan dari dulu. Saya merasa pakem itu baiknya dihormati, dan saya berencana menghormati pakem itu,” ujarnya.
Di sisi lain, ada momen menarik saat Anies menerima warga dan para pendukungnya di kediamannya, Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Selasa (7/5/2024). Sejumlah warga yang merupakan pendukungnya meminta Anies memimpin kembali Jakarta. “Kami warga Jakarta Selatan meminta Pak Anies memimpin kami kembali,” tulis spanduk yang dibentangkan para pendukungnya di hadapan Anies secara langsung.(rah)