JAKARTA (KASTANEWS.COM)- Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menegaskan anggaran program Makan Bergizi Gratis (MBG) tidak boleh dibiarkan menganggur.
Jika serapan tetap rendah, ia membuka kemungkinan untuk menarik kembali dana tersebut dan mengalihkannya ke program lain yang lebih siap termasuk bantuan sosial (bansos).
“Bukan menegur, justru kita mau bantu supaya cepat. Tapi kalau tetap tidak bisa juga, ya duitnya kita ambil,” ujar Purbaya di Istana Presiden, Jakarta, Jumat (19/9).
Menurut dia anggaran yang menganggur menimbulkan biaya karena pemerintah tetap harus membayar bunga utang.
Oleh sebab itu, dana yang tidak terserap bisa dialihkan ke program yang lebih produktif, misalnya memperpanjang bantuan pangan berupa beras 2×10 kilogram untuk masyarakat. “Kan lebih fair. Daripada nganggur, duitnya kan saya bayar bunga juga,” ujarnya.
Meski demikian, Purbaya menekankan dirinya tetap mendukung program MBG selama pelaksanaannya berjalan dengan baik. “Saya mendukung. Tapi kalau enggak jalan, ya ambil duitnya,” katanya.
Di tengah sorotan publik, muncul wacana agar skema MBG diganti dengan bantuan tunai bagi orang tua murid. Usulan itu mencuat setelah adanya kasus keracunan makanan di sejumlah sekolah.
Namun, Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi menyatakan, pemerintah tetap berkomitmen pada skema pemberian makanan langsung. Menurutnya, konsep yang dijalankan saat ini merupakan pilihan terbaik hasil kajian bersama Badan Gizi Nasional (BGN).
“Ide kan banyak, bukan berarti tidak baik. Tapi konsep yang sekarang dijalankan dianggap pemerintah dan BGN paling tepat untuk dikerjakan,” ujar Prasetyo.
Ia menambahkan, pemerintah akan menampung berbagai catatan serta memperbaiki kelemahan program, termasuk kasus keracunan yang terjadi.(rah)