JAKARTA (Kastanews.com)- Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan memastikan impor beras yang dilakukan sejak akhir tahun lalu akan dihentikan jelang musim panen raya pada Maret-April mendatang.
Menurut dia, kebijakan impor beras sebanyak 500.000 ton boleh dilakukan maksimal hingga bulan depan. “Saya sudah memberi warning karena nanti Maret akan ada panen raya maka Februari tidak boleh lagi (impor beras),” kata Mendag Zulhas, sapaan akrab Zulkifli Hasan, saat konferensi pers awal tahun, Senin (2/1/2023).
Sebelumnya, Zulhas mengaku bahwa sebenarnya dirinya tidak setuju ada impor beras. Sebab, berdasar informasi yang diperoleh dari Kementerian Pertanian, data beras surplus. Namun, setelah digelar rapat terbatas, pihak Perum Bulog menyebut bahwa fakta di lapangan beras tidak ada atau sulit didapat.
Untuk itu, dalam rapat yang dipimpin langsung oleh presiden Joko Widodo, pemerintah memutuskan impor beras guna menjaga stabilitas harga di pasaran. “Kami tidak setuju, jangan dibilang kami tukang impor, tukang impor terus, kami tidak setuju. Beras ini kami tidak setuju (impor) karena Menteri Pertanian mengatakan surplus tetapi beberapa kali Bulog mengatakan beras habis,” beber politisi PAN itu.
Selanjutnya, Mendag menyampaikan bahwa hingga Desember 2022 jumlah beras yang sudah masuk ke Perum Bulog mencapai 200.000 ton dari total kuota impor yang diberikan sebanyak 500.000 ton. Selisihnya, yakni 300.000 ton akan diteruskan pada Januari 2023 dan diharapkan sudah tuntas pada akhir Februari 2023. “Paling tidak akhir Februari sudah tidak boleh impor lagi karena Maret itu (bagiannya) petani,” tandasnya.
Zulhas menambahkan, meskipun beras impor masih berdatangan, petani tak perlu khawatir. Pasalnya, kini petani boleh memberikan harga tinggi kepada Bulog. Semula petani hanya boleh memberikan harga paling tinggi Rp8.800 per kilogram (kg) beras.
Namun kini, harga tersebut menjadi harga yang terendah. “Petani kita tidak perlu khawatir karena sekarang boleh memberi harga yang tinggi. Kalau kemarin harga membeli itu paling tinggi Rp8.800 sekarang tidak, diubah. (Bulog) membeli paling rendah Rp8.800 jadi bisa lebih dari itu, Rp9.000, Rp10.000, atau Rp10.500,” urainya.
“Begitu juga gabah paling murah Rp4.450, jadi bisa beli seharga Rp4.500, Rp5.000, Rp6.000,” tutup mantan Ketua MPR itu.(rah)