JAKARTA (KASTANEWS.COM)- Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengajak investor untuk menggarap potensi industri pengolahan rumput laut guna meningkatkan daya saing dan nilai ekspor produk tersebut di pasar global.
Indonesia merupakan produsen rumput laut tropis terbesar di dunia dengan jumlah produksi mencapai 9,6 juta ton per tahun. Selama ini, rumput laut juga termasuk ekspor unggulan produk perikanan Indonesia. Bahkan saat maraknya penyebaran pandemi Covid-19 yang mengakibatkan merosotnya perekonomian global, usaha rumput laut mampu bertahan.
“Apabila komoditas rumput laut kita tekuni secara serius, maka Indonesia dapat menjadi champion rumput laut dunia,” kata Menteri KKP Sakti Wahyu Trenggono saat membuka Seaweed Investment Forum + Festival (SIFFEST) 2022, Selasa (1/10/2022).
Menteri Trenggono menambahkan, hingga September 2022, tercatat volume ekspor rumput laut Indonesia di angka 180,6 ribu ton dengan nilai mencapai USD455,7 juta. China menjadi negara tujuan utama ekspor tersebut. Jumlah tersebut meningkat 93% dibanding periode yang sama tahun 2021.
Namun yang menjadi tantangan, sebagian besar produk ekspor masih didominasi oleh rumput laut kering sebesar 93,2%. Menurut Menteri Trenggono, kondisi itu menunjukkan bahwa nilai tambah rumput laut belum dimanfaatkan sepenuhnya di dalam negeri. Dengan berkembangnya inovasi dan teknologi, rumput laut sebenarnya dapat diolah menjadi beragam produk bernilai tambah dan manfaat serta memiliki nilai ekonomis tinggi.
“Di antaranya menjadi bahan pangan dan nonpangan, seperti pakan ternak atau ikan, pupuk, kosmetik, dan juga farmasi. Rumput laut juga mampu menyerap karbon,” paparnya.(rah)