SUWAWA (Kastanews.com)- Raja Tuna dari Jepang, Kyoshi Kimura memeriahkan Festival Kuliner Ikan Tuna di Gorontalo. Ia membawa serta lima chef dan para jagoan pemotongan tuna dari Jepang.
“Ini sebagai bagian dari upaya membangun budaya tuna di Gorontalo,” kata Wakil Ketua DPR RI Koordinator Bidang Industri dan Pembangunan (Korinbang), Rachmad Gobel, Sabtu (3/9).
Gobel memprakarsai Festival Kuliner Ikan Tuna yang berlangsung di lapangan Ippot, Tapa, Suwawa, Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo, Jumat-Minggu (2-4/9). Festival itu dimeriahkan dengan beragam kuliner ikan tuna, demo memotong ikan tuna, demo memasak ikan tuna, lomba memakan ikan tuna, lomba memasak ikan tuna, dan lomba memotong ikan tuna.
Kyoshi Kimura adalah pemilik jaringan restoran Sushi Zanmai dan perusahaan Kiyomura Corporation. Basis usahanya dimulai di pasar ikan Tsukiji di Tokyo, Jepang. Ia merupakan kawan kuliah Gobel di Chuo University, Jepang.
Pada 2019, Kimura membuat geger dunia ketika ia memenangkan lelang blue fin tuna seberat 278 kg dengan harga fantastis, yaitu 333,6 juta yen atau sekitar Rp45 miliar. Normalnya harganya sekitar US$ 88 per kg.
“Pak Kimura melakukan itu sebagai bentuk apresiasi terhadap nelayan ikan tuna. Jadi bukan soal harganya tapi apresiasinya,” ujar Gobel.
Kimura yang memimpin dan melakukan pemotongan ikan tuna sendiri. Ikan tuna itu memiliki berat 80 kg yang didapat dari Teluk Tomini. Ia memulai dengan irisan dengan menggunakan katana, pedang yang biasa digunakan oleh samurai. Kemudian dilanjutkan dengan menggunakan pisau yang lebih pendek dari katana. Lalu ia mencoba satu irisan.
“Ini enak. Banyak lemaknya,” kata Kimura.
Hasil pemotongan itu kemudian langsung diiris menjadi potongan-potongan kecil menjadi sushi dan langsung dicoba oleh para pengunjung. Rasanya memang lezat sekali. Lebih lezat dari sushi di restoran di Jakarta. Para pengunjung pun antre memanjang.
Sebelum melakukan demo pemotongan tuna dan pembuatan sushi, pengunjung menyaksikan lelang ikan tuna dari para nelayan Gorontalo. Lelang dipimpin tukang lelang dari Kabupaten Pohuwato, Tunce Bolumulo (58 tahun), pensiunan Dinas Perikanan dan Kelautan Pohuwato.
Ikan yang dilelang pertama adalah ikan tuna ekor kuning dengan berat 85 kg. Harga dibuka dengan Rp 1 juta. Lalu mulai tawar menawar oleh pengunjung. Namun harga terus naik sehingga menyisakan peserta Rachmad Gobel dan Kimura.
Lelang pertama dimenangkan oleh Gobel dengan harga Rp17,5 juta. Lelang kedua untuk ikan tuna ekor kuning dengan berat 80 kg dimenangkan Kimura dengan harga Rp 18 juta. Ikan dengan berat tersebut biasanya sekitar Rp 3 juta.
Setelah itu Kimura menunjukkan kepada publik bagaimana mengecek ikan dengan kualitas yang lebih baik. Ia mengiris di bagian pangkal ekor. Ikan yang memiliki berat 80 kg ia nilai lebih baik.
“Banyak lemaknya. Sedangkan ikan satunya sudah tidak segar,” katanya.
Ikan yang memiliki berat 80 kg itulah yang kemudian dibawa ke panggung untuk demo pemotongan ikan tuna. Kimura mengatakan, ikan ini dia perkirakan dari kedalaman 50 m.
“Yang lebih enak jika dari kedalaman 100-200 m karena kandungan lemaknya sudah lebih banyak,” katanya. (rah)