BANYUWANGI (Kastanews.com)- Wakil Ketua DPR RI Koordinator Bidang Industri dan Pembangunan (Korinbang), Rachmad Gobel menyampaikan terima kasih kepada nelayan dan petani di seluruh Indonesia. Ditengah perubahan iklim yang ekstrim, petani dan nelayan tetap bekerja menyediakan bahan pangan.
“Kita, bangsa Indonesia, harus berterima kasih kepada petani dan nelayan di seluruh Indonesia. Di tengah climate change dan krisis pangan dunia, tapi petani dan nelayan kita tetap gigih menyediakan pangan bagi seluruh rakyat Indonesia,” kata Gobel saat acara Kenduri Bahari di Banyuwangi, Jawa Timur, Minggu (28/8).
Gobel mengatakan, saat ini dunia sedang dihadapkan pada dua tantangan. Pertama, climate change atau perubahan iklim yang berdampak pada kehidupan pertanian yang tidak pasti, sehingga menurunkan kuantitas panen tanaman pangan.
Kedua, konflik Rusia-Ukraina yang berdampak pada terganggunya rantai pasokan pupuk dan pangan dunia. Kedua hal inilah yang kemudian menaikkan harga pangan di seluruh dunia dan berkurangnya pasokan pangan.
“Namun berkat kerja keras petani dan nelayan Indonesia, kita bangsa Indonesia tetap tidak kekurangan pasokan pangan. Tanpa perjuangan, kerja keras, dan ketekunan petani dan nelayan, maka kita bisa dihadapkan pada kesulitan. Jika itu terjadi maka bukan hanya berdampak pada soal pangan saja, tapi juga bisa berdampak pada ketahanan nasional dan stabilitas politik. Semua itu akhirnya bisa menjadi krisis multidimensi. Alhamdulillah semua itu tak terjadi,” tandas Legislator NasDem itu.
Namun demikian, Gobel mengingatkan bahwa sebagai bangsa yang beragama, bangsa Indonesia harus memperbanyak syukur atas karunia Tuhan YME. Pertama, Indonesia memiliki tanah dan laut yang luas. Kedua, tanah Indonesia subur dan lautnya kaya dengan beragam ikan. Ketiga, iklim Indonesia yang ramah sehingga bisa bertani dan melaut sepanjang tahun.
“Jadi kita harus banyak bersyukur. Dan jangan menyianyiakan karunia Tuhan ini dengan malas-malasan,” ucapnya.
Selain itu, imbuh Gobel, rasa syukur itu juga harus berupa kebijakan yang tepat dan tata kelola pemerintahan yang benar.
“Jika kita suka main impor maka petani dan nelayan pun akan dirugikan. Akhirnya petani bisa tidak mau menanam lagi, seperti terjadi pada kedelai. Jadi Bapak dan Ibu suka impor tidak?” tanya Gobel.
dengan serentak masyarakat yang hadir menjawab, “Tidak!”. Pertanyaan itu diajukan beberapa kali dan selalu dijawab dengan jawaban yang sama.
Acara Kenduri Bahari diadakan oleh DPW Partai NasDem Jawa Timur. Kegiatan ini dihadiri Ketua DPW Partai NasDem Jawa Timur Sri Sajekti Sudjunadi, dan Anggota DPR RI Charles Meikyansyah.
Acara berlangsung di dua tempat yakni di Teluk Pangpang, Dusun Kali Watu dan Dusun Pondok Asem, Desa Kedungsari Kecamatan Tegaldlimo, Banyuwangi.
Acara pertama adalah kegiatan larung di Teluk Pangpang, sedangkan acara kedua adalah penanaman pohon mangrove. Penanaman pohon mangrove ini berlangsung di tempat bersejarah, yaitu di petilasan Naya Genggong, seorang penasihat Raja Brawijaya V, raja terakhir Majapahit.(rah)