JAKARTA (KASTANEWS.COM)- Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menegaskan pentingnya penyederhanaan perizinan bagi para pelaku usaha untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
Menurutnya, kemudahan administrasi merupakan syarat agar sektor swasta dapat bergerak lebih cepat dan menghasilkan lompatan ekonomi. Dalam Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Kadin Indonesia yang digelar di Park Hyatt Jakarta, Selasa (2/11/2025), Amran menyebut bahwa para pengusaha, khususnya tergabung dalam Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia sebagai motor penggerak ekonomi Indonesia di tengah keterbatasan anggaran pemerintah.
Ia juga menyampaikan, apabila seluruh anggota Kadin di Indonesia yang jumlahnya mencapai 9.850 orang bisa bergerak aktif dan masing-masing mampu menciptakan 100 lapangan kerja, maka akan tercipta hingga 36 juta tenaga kerja baru.
Lebih lanjut Amran berpendapat jika ini tercapai maka masalah pengangguran dan juga kemiskinan di Tanah Air bisa segera diselesaikan.
“Jadi, yang harus bergerak aktif adalah, yang kita harus jaga adalah Kadin-Kadin kita, pengusaha kita. Kenapa Kadin ini sangat penting? Dan kita harus layani mereka. Kalau butuh administrasi, macam-macam, kenapa? Kami lihat di Dubai, kami lihat di Vietnam, itu 1 jam, 2 jam administrasi selesai. Mungkin bila perlu, negara yang menyelesaikan administrasinya, mereka tinggal menyiapkan dana, kemudian berbisnis,” lanjutnya.
Mentan Amran juga menekankan besarnya peluang hilirisasi sektor pertanian jika perizinan dipermudah. Ia mencontohkan komoditas kelapa yang saat ini diekspor dalam bentuk mentah senilai Rp24 triliun.
Jika diolah menjadi produk turunan seperti coconut milk atau PCO, nilainya bisa melonjak hingga 107 kali lipat. “Kalau 100 kali lipat saja dari Rp24 triliun, itu jadi Rp2.400 triliun,” jelasnya.
Potensi besar juga datang dari air kelapa yang jika dikemas baik mampu mencapai nilai Rp2.400 triliun. Jika digabungkan dengan nilai hilirisasi kelapa, totalnya mencapai Rp5.000 triliun atau setara satu setengah APBN.
Selain itu komoditas gambir yang 80 persen suplai dunia berasal dari Indonesia dinilai memiliki potensi hilirisasi besar untuk produk seperti sampo, sabun, tinta, hingga kosmetik. Nilainya diprediksi bisa mencapai Rp5.000 triliun.
“Baru dua komoditas saja, kelapa dan gambir, nilai hilirisasinya sudah Rp10.000 triliun. Itu tiga tahun APBN,” katanya.
Menutup paparannya, Amran kembali menegaskan, bahwa kemudahan perizinan menjadi kunci tercapainya potensi tersebut. Ia meminta seluruh pihak, terutama pemerintah, memberikan pelayanan terbaik bagi para investor dan pengusaha.
“36 juta lapangan kerja tercipta, dan itu pasti bisa. Tapi syaratnya apa? Permudah mereka, legalitas. Kita harus layani mereka. Teman-teman yang mau investasi, jangan dipersulit, pasti ini jadi,” tandasnya.(rah)
