JAKARTA (KASTANEWS.COM)- Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut ekonomi digital Indonesia telah mengalami perkembangan pesat dan kini menjadi salah satu yang terbesar di kawasan ASEAN.
Pada tahun 2024, nilai ekonomi digital Indonesia tercatat mencapai USD90 miliar. Ke depannya, Menko Airlangga memproyeksikan ekonomi digital Indonesia bakal melonjak menjadi USD400 miliar atau setara Rp6.634 triliun (dengan kurs Rp16,585 per) pada tahun 2030.
Pertumbuhan tersebut terutama didorong oleh sektor keuangan digital yang berkembang signifikan.
“Ekonomi digital telah tumbuh pesat dan menjadi salah satu yang terbesar di kawasan ASEAN. Di tahun 2024, nilai ekonomi digital Indonesia mencapai 90 miliar (dolar AS) dan diproyeksikan akan mencapai 400 miliar (dolar AS) di tahun 2030. Salah satu yang didukung adalah sektor keuangan digital,” jelas Airlangga dalam acara Festival Ekonomi Keuangan Digital Indonesia (FEKDI) x Indonesia Fintech Summit and Expo (IFSE) 2025yang digelar di Jakarta International Convention Center, Kamis (30/10/2025).
Lebih lanjut, Menko Airlangga menyampaikan bahwa sejalan dengan arahan Presiden Prabowo Subianto, pemerintah terus memperkuat upaya elektronifikasi berbagai program pemerintah agar penyaluran bantuan sosial dan program kesejahteraan lainnya menjadi lebih tepat sasaran.
“Sejalan dengan pesan Bapak Presiden, perlu dilakukan elektronifikasi program pemerintah, di mana setiap keluarga Indonesia tentunya perlu mempunyai inklusi keuangan agar penyaluran berbagai program pemerintah seperti bantuan sosial lebih tepat sasaran,” ujar Airlangga.
Airlangga juga menyoroti perkembangan pesat digitalisasi keuangan melalui penggunaan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) yang telah menjangkau berbagai lapisan masyarakat, termasuk pelaku usaha mikro dan warung kecil.
“Pemanfaatan sektor keuangan digital melalui QRIS telah menjangkau pelaku usaha termasuk warung kecil. Dan saat ini menurut BI penggunanya sudah mencapai sekitar 56 juta dan 93 persen QRIS dilakukan oleh UMKM,” ungkapnya.
Menko Airlangga menilai perkembangan tersebut menunjukkan bahwa digitalisasi ekonomi di Indonesia tumbuh secara organik dari masyarakat sendiri. Namun demikian Ia mengingatkan bahwa peluang besar di sektor digital juga disertai tantangan baru yang perlu diantisipasi, terutama dalam aspek keamanan dan literasi digital.
“Kita menyadari bahwa peluang yang besar ini muncul tantangan baru, yaitu bagaimana memastikan keamanan sistem pembayaran, meningkatkan literasi digital masyarakat, serta membangun kepercayaan agar inovasi keuangan digital tumbuh secara berkelanjutan,” pungkas Airlangga.(rah)
