Surya Paloh: Kepemimpinan Di NasDem Tidak Abadi

Surya Paloh: Kepemimpinan Di NasDem Tidak Abadi

JAKARTA (Kastanews.com): Ketua Umum Partai NasDem, Surya Paloh, menekankan pentingnya menjaga semangat militansi, solidaritas, dan kesadaran politik di tengah tantangan zaman yang terus berubah.

Surya menegaskan bahwa Partai NasDem harus terus melahirkan kader-kader tangguh dan gigih dalam memperjuangkan nilai perubahan.

“Harapan itu rupanya tidak meleset. Hari ini, angkatan kesebelas dari LAGA Perubahan ini menjadi hantaran dan laboratorium politik yang nyata, proses pendidikan politik yang dilakukan oleh partai untuk para fungsionaris dan kader-kadernya,” kata Surya.

Demikian disampaikan Surya Paloh dalam penutupan Laboratorium Gerakan Perubahan (Laga Perubahan) untuk wilayah Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat, di Akademi Bela Negara (ABN) Partai NasDem, Jakarta, Minggu (26/10/2025).

Surya juga mengingatkan bahwa dinamika sosial dan perilaku pemilih di setiap pemilu selalu berubah. Hal itu menuntut seluruh kader untuk lebih adaptif serta responsif terhadap perkembangan zaman.

Lebih jauh, orang nomor satu di Partai NasDem itu menyinggung kondisi sosial masyarakat yang menurutnya masih jauh dari ideal. Surya mengingatkan seluruh kader agar tidak terlena, melainkan terus bekerja keras untuk menjaga marwah partai sebagai gerakan perubahan yang sesungguhnya.

Surya juga menegaskan kembali jati diri Partai NasDem sebagai partai yang lahir untuk memberikan arti dalam proses pendidikan politik di Indonesia, sebuah proses yang tidak hanya berhenti pada simbol dan penampilan, melainkan pada nilai dan esensi perjuangan.

“NasDem didirikan untuk memberikan sesuatu yang berarti bagi proses pendidikan politik yang lebih hebat, yang lebih mendekati nilai-nilai dan penghargaan terhadap nilai-nilai, values dibandingkan berhenti pada pendekatan-pendekatan kulit aksesoris semata,” katanya.

Lebih jauh, Ia menegaskan bahwa kepemimpinan di Partai NasDem bukanlah sesuatu yang abadi. Surya menekankan pentingnya regenerasi dan kesiapan setiap kader untuk mengambil peran sesuai dengan waktu dan kapasitasnya.

“Satu modal besar adalah ketika kita memahami kekurangan dan kelebihan yang ada pada diri kita, kapan kita harus berjalan dan menapak, siap menghadapi tantangan, kapan pula kita barangkali harus bisa sebagai penasihat bukan menjadi kapten dalam kesebelasan. Ini semua tantangan kita,” jelas Surya.(wayram/*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *