Publik Desak Evaluasi Terhadap Program Makan Bergizi Gratis

Publik Desak Evaluasi Terhadap Program Makan Bergizi Gratis

JAKARTA (KASTANEWS.COM)- Dalam setahun Pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, Makan Bergizi Gratis (MBG) yang paling banyak mendapat sorotan berada pada peringkat ketiga menurut penilaian publik.

Sebanyak 51,3% menilai positif program MBG, menunjukkan besarnya dukungan publik yang tidak terbantahkan. Di sisi lain, penilaian negatif pun cukup tinggi mencapai 43,0%, sedangkan sisanya cenderung netral.

Demikian temuan riset Indonesia Social Insight (IDSIGHT) yang dilakukan dengan menganalisis tanggapan terhadap konten media sosial presiden, wakil presiden, dan para menteri pada 24 September-3 Oktober 2025, dari platform Instagram, X/Twitter, Facebook Page, dan Tiktok.

Menurut laporan Data Digital Indonesia 2024, keempat platform media sosial tersebut paling banyak digunakan masyarakat Indonesia. Dengan karakteristik pengguna tiap platform berbeda-beda, kombinasinya diharapkan bisa menghasilkan gambaran yang lebih objektif.

“Menduduki peringkat 3 besar penilaian terhadap program prioritas Prabowo-Gibran, publik mendesak dilakukannya evaluasi dan perbaikan terhadap program makan bergizi gratis (MBG),” ujar Direktur Komunikasi IDSIGHT John Santosa di Jakarta, Kamis (23/10/2025).

Presiden Prabowo dalam arahannya supaya dilakukan perbaikan sanitasi dan higienitas di setiap dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG). Pemerintah juga akan mengevaluasi SPPG yang bermasalah, di mana banyak terjadi kasus keracunan makanan.

Alih-alih dihentikan, publik berharap adanya perbaikan dalam pelaksanaan program MBG yang diakui telah banyak memberikan manfaat. “Publik juga menyoroti pihak-pihak yang dinilai tidak kompeten dan mengambil keuntungan, hingga keluhan soal tenaga SPPI,” ujar Johan.

Sementara itu, program prioritas dan unggulan yang mendapat penilaian positif tertinggi adalah Sekolah Rakyat (62,4%) dan cek kesehatan gratis (58,7%). Sekolah Rakyat ditujukan bagi anak-anak dari keluarga yang kurang mampu, sedangkan CKG menyasar seluruh populasi.

Harapannya, keberadaan Sekolah Rakyat bisa memutus mata rantai kemiskinan sekaligus membangun karakter bagi para siswanya. Sejak diluncurkan pada Juli 2025, sebanyak 165 titik Sekolah Rakyat telah beroperasi dengan jumlah siswa mencapai 16 ribu orang.

Sedangkan penerima manfaat program CKG telah menembus 41,8 juta orang, serta mulai dilakukan pembangunan 22 rumah sakit baru dari target 32 sampai akhir tahun. Termasuk dalam program ini adalah target penurunan kasus TBC yang terbilang masih tinggi di Indonesia.

Program lainnya yang mendapat penilaian positif adalah sekolah unggulan Garuda (48,8%), swasembada pangan, energi, dan air (45,3%), dan pembangunan 3 juta rumah melalui skema Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan/FLPP (42,8%).

“Terakhir adalah program Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih (KDMP/KLMP) atau Kopdes yang mendapat penilaian positif sebanyak 37,2%,” pungkas Johan.

Namun penilaian negatif terhadap program Kopdes juga cukup tinggi, mencapai 50,3%. Pada September lalu Prabowo mencopot Menteri Koperasi Budi Arie Setiadi, digantikan salah satu orang kepercayaannya, Ferry Juliantono. Prabowo meluncurkan kelembagaan 80.081 Kopdes pada Juli 2025.(rah)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *