Pemanfaatan SAL Rp200 Triliun Diwanti-wanti Tak Rusak Stabilitas Nilai Tukar Rupiah

Pemanfaatan SAL Rp200 Triliun Diwanti-wanti Tak Rusak Stabilitas Nilai Tukar Rupiah

JAKARTA (KASTANEWS.COM)- Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa menegaskan komitmennya untuk melanjutkan inspeksi mendadak (sidak) secara acak ke bank-bank milik negara atau Himpunan Bank Milik Negara (Himbara).

Langkah ini menyusul sidak sebelumnya ke PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. atau BNI. Pengetatan pengawasan ini fokus pada pemanfaatan Saldo Anggaran Lebih (SAL) yang ditempatkan pemerintah di bank-bank tersebut senilai Rp200 triliun.

Tujuan utama sidak adalah memastikan dana tersebut sepenuhnya digunakan untuk penyaluran kredit dan mendukung perekonomian riil, bukan untuk aktivitas spekulasi yang berpotensi merusak stabilitas nilai tukar Rupiah.

“Saya muter-muter, saya acak biar mereka kapok. Jadi begini, ketika saya datang ke bank itu, yang pertama memastikan mereka bisa menyalurkan kredit dan tidak ada masalah,” tegas Purbaya di komplek parlemen, dikutip Jumat (3/10/2025).

Purbaya mewanti-wanti kepada Himbara agar tidak menggunakan uang negara, yang sejatinya merupakan hak rakyat, untuk aktivitas jual beli valuta asing yang bersifat spekulatif. Ia khawatir, jika dana negara tersebut dibelikan dolar Amerika Serikat (AS) justru akan memberikan tekanan dan melemahkan nilai tukar rupiah.

“Saya ingin tahu juga proyeksi kredit mereka seperti apa ke depan. Yang kedua, saya pastikan uang itu tidak dipakai membeli dolar,” imbuhnya dengan nada tegas.

Pemerintah telah menempatkan dana SAL yang signifikan di sejumlah bank Himbara. Sebagai contoh, BNI diketahui mendapat penempatan sebesar Rp55 triliun dari total dana tersebut.

Untuk mencegah penyalahgunaan dan potensi spekulasi, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) akan secara rutin melakukan pemeriksaan terhadap rekening dan neraca valuta asing (valas) seluruh bank Himbara.

“Saya akan cek bank yang lain juga seperti itu. Saya minta buka rekeningnya. Mana-mana uang kamu yang stok. Kira-kira dolar kamu berapa sekarang, sekian minggu yang lalu berapa, sebulan yang lalu,” jelasnya.

Purbaya mengungkapkan, usai pengecekan langsung di BNI, ia bersyukur bahwa bank tersebut tidak terpantau menaikkan posisi dolarnya secara signifikan.

Hal ini mengindikasikan ketaatan bank dalam mengelola likuiditas. “Saya cek naik apa tidak. Untung BNI tidak naik. Kalau naik nanti susah dia,” kata dia.(rah)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *