JAKARTA (KASTANEWS.COM)- Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menyoroti kelambanan PT Pertamina (Persero) dalam membangun kilang baru sebagai akar masalah membengkaknya subsidi energi. Purbaya mengancam akan mengganti Direktur Utama Pertamina jika tidak ada perbaikan kinerja.
Hal ini disampaikan Purbaya dalam rapat kerja dengan Komisi XI DPR RI, Selasa (30/9/2025). Ia menegaskan, ketergantungan Indonesia pada impor Bahan Bakar Minyak (BBM) menjadi penyebab utama subsidi terus membengkak dari tahun ke tahun.
“Subsidi energi naik terus. Energinya kan BBM, seperti solar dan diesel, yang kita impor. Nilai impornya sampai puluhan miliar dolar AS per tahun,” ujar Purbaya di hadapan anggota dewan.
Menkeu mempertanyakan mengapa dalam kurun waktu puluhan tahun, Indonesia tidak pernah sekalipun membangun kilang baru. “Sejak krisis (1998) sampai sekarang, kita tidak pernah bangun kilang baru. Sudah berapa tahun kita mengalami hal ini? Puluhan tahun,” imbuhnya.
Purbaya lantas bercerita pengalamannya menekan Pertamina saat masih menjabat deputi di Kemenko Marves pada periode 2018-2020. Saat itu, Pertamina berjanji akan membangun tujuh kilang baru dalam waktu lima tahun.
“Waktu saya di Maritim, saya pernah tekan mereka tahun 2018 untuk bangun kilang. Mereka janji akan bangun tujuh kilang baru dalam lima tahun. Sampai sekarang, tidak ada satu pun yang terealisasi. Saya minta bapak-bapak di DPR ikut mengontrol mereka,” ujarny
Purbaya menegaskan, impor produk minyak, terutama dari Singapura telah menyebabkan kerugian yang sangat besar bagi negara. Dalam kapasitasnya sebagai Menteri Keuangan, ia menyatakan tidak hanya sekadar menyetujui pembayaran subsidi.
“Jadi sekarang, peran saya bukan hanya menyuruh bayar subsidi saja. Saya akan masuk, mengawasi, dan memastikan mereka menjalankan proyek-proyek yang diusulkan untuk efisiensi dan pengurangan impor. Jika tidak, kita potong alokasi dananya,” jelas Purbaya.
Ancaman yang lebih keras pun diungkapkannya. Sebagai bagian dari unsur pengawas pemerintah, Purbaya menyatakan berhak untuk mengganti pucuk pimpinan Pertamina jika tidak ada timbal balik dan perbaikan kinerja. “Saya kan pengawas, saya ganti saja dirutnya. Itu bentuk timbal baliknya,” tegas Purbaya.(rah)