Antisipasi Kasus Keracunan Massal Pemkot Sukabumi Bentuk Satgas MBG

Antisipasi Kasus Keracunan Massal Pemkot Sukabumi Bentuk Satgas MBG

SUKABUMI (Kastanews.com): Pemerintah Kota Sukabumi membentuk Satuan Tugas (Satgas) Makan Bergizi Gratis (MBG), dalam Rapat Koordinasi Percepatan Program dan Pembentukan Satgas MBG yang digelar di Ruang Opproom Setda Kota Sukabumi, Jawa Barat, Rabu (24/92025).

Pemkota Sukabumi segera mengambil sikap menyikapi kasus keracunan massal akibat program MBG kembali terjadi di Jawa Barat. Terkini, di Kabupaten Bandung Barat tercatat 1.333 siswa menjadi korban.

“Pembentukan Satgas MBG ini tertuang dalam Keputusan Wali Kota Sukabumi Nomor: 188.45/253-SAHLI/2025,” ujar Wali Kota Sukabumi, Ayep Zaki, Kamis (25/9/2025).

Rakor tersebut menghadirkan Koordinator Wilayah Badan Gizi Nasional (BGN), Koordinator Kecamatan BGN, ahli gizi, camat, hingga kepala puskesmas.

Ayep Zaki menerangkan, Satgas MBG memiliki empat fokus utama, pertama menyusun dan memegang acuan Standar Operasional Prosedur (SOP) jaminan keamanan pangan. Kedua Melakukan akselerasi dengan stakeholder kewilayahan. Ketiga melakukan identifikasi dini terhadap potensi kejadian luar biasa (KLB) dan keempat memberikan edukasi masyarakat tentang pola makan dan hidup sehat.

Dalam keterangannya, Ayep Zaki menekankan program MBG harus menjadi perhatian bersama melalui koordinasi lintas sektor, mulai dari kelurahan, kecamatan, puskesmas, BKKBN, hingga polsek.

Ia menegaskan, Satgas MBG diharapkan dapat menjaga kondusivitas program, mulai dari pengelolaan menu, higienitas dan sanitasi, penentuan penerima manfaat, hingga keseimbangan gizi.

“Penggunaan bahan baku yang tidak segar menjadi salah satu pemicu munculnya KLB. Oleh karena itu, kualitas pangan yang diberikan kepada penerima manfaat harus benar-benar layak konsumsi,” jelasnya.

Ayep Zaki juga mengingatkan agar setiap Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG), dinas, dan unsur Forkopimcam mengacu pada SOP keamanan pangan, meningkatkan sinergi, serta memperkuat edukasi kepada masyarakat.

Selain itu, ia menyoroti persoalan di lapangan terkait menjamurnya dapur baru yang melebihi kuota seharusnya, sehingga berdampak pada distribusi penerima manfaat. Untuk mengatasi hal ini, pemerintah pusat melalui Kementerian PUPR berencana membangun dapur pemerintah daerah (dapur pemda).

“Dapur pemda ke depan harus menjadi contoh dalam tata kelola pelayanan MBG, baik dari sisi kualitas, higienitas, maupun standar gizi,” ungkap Ayep Zaki.

Di sisi lain, Ayep juga turut prihatin atas musibah keracunan massal di beberapa daerah, khususnya Bandung Barat hingga mencapai ribuan siswa. (RO/*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *