JAKARTA (KASTANEWS.COM)- Aktris Wanda Hamidah akhirnya dapat berlayar menuju Gaza, Palestina, untuk menjalankan misi kemanusiaan.
Ia berangkat dari Tunisia bersama sejumlah relawan dan aktivis lainnya dengan menggunakan kapal yang telah dipersiapkan.
Melalui sebuah video yang diunggah di Instagram, Wanda Hamidah menegaskan bahwa keberangkatan mereka ke Gaza bukanlah perjalanan biasa. Ia bersama aktivis lainnya menyadari risiko besar yang menanti, namun tetap bertekad melanjutkan perjalanan berbahaya ini.
Wanda menegaskan bahwa langkah tersebut bukan sekadar aksi simbolis. Melainkan misi nyata demi membantu rakyat Palestina yang masih terblokade oleh Israel.
Wanda tampak berdiri di pelabuhan Tunisia dengan latar sebuah kapal bercat putih yang akan digunakan untuk berlayar menuju Gaza. Kapal tersebut terlihat kokoh dengan bendera Indonesia dan Palestina yang berkibar sebagai penanda kesiapan perjalanan kemanusiaan itu.
Artis 47 tahun tersebut kemudian menyampaikan seruan penuh semangat. Ia menegaskan bahwa dirinya bersama rombongan aktivis siap berlayar menuju Gaza dengan tujuan mematahkan blokade Zionis Israel sekaligus menggugah kesunyian dunia internasional atas penderitaan rakyat Palestina.
“Indonesia, kami akan berangkat ke Gaza! Untuk mematahkan blokade Zionis Israel dan untuk memecah kesunyian kalian,” kata Wanda dikutip dari Instagram @wandahamidahbsa, Rabu (17/9/2025).
Dalam keterangan sebelumnya, mantan anggota DPR itu memaparkan tantangan besar yang tengah ia hadapi bersama aktivis dari berbagai negara dalam misi menuju Gaza.
Perjalanan mereka bersama Global Sumut Flotilla sempat terhenti di Tunisia lantaran sulit memperoleh kapal yang layak untuk menembus jalur laut berbahaya menuju Palestina.
Wanda menegaskan bahwa mencari kapal ke Gaza bukanlah perkara sederhana. Hambatan tersebut membuat rombongan harus menunggu lebih lama di Tunisia, padahal kebutuhan bantuan di Gaza semakin mendesak dari hari ke hari.
Ia juga menekankan bahwa kapal yang dibutuhkan tidak bisa disamakan dengan transportasi laut pada umumnya. Risiko yang harus dihadapi begitu besar, sebab kapal yang digunakan berpotensi menjadi target serangan. Karena itu, tidak ada pihak yang bersedia meminjamkan kapal dengan risiko setinggi itu.
“Untuk disewa udah nggak mungkin karena risiko kapal ke Gaza akan menghadapi senjata-senjata tercanggih dari Amerika, dan senjata-senjata tercanggih. Nggak gampang nyari kapal yang kita tahu kapal itu akan menghadapi serangan-serangan biadab, zionis, Israel, plus Amerika. Sponsornya Amerika,” jelasnya.
“Siapa yang mau pinjemin kita kapal yang tahu bahwa kapal itu mungkin akan ditenggelamkan ditembak, dibom, dihancurkan. Nggak ada yang mau pinjemin. Jadi kamu bayangin kalau kamu sewa kapal aja udah nggak mungkin, ada orang yang mau nyewain kapal, mau dipakai buat apa? mau dipakai buat ke Gaza, tidak mungkin,” tambahnya.
Menurut Wanda, satu-satunya pilihan yang tersisa adalah membeli kapal sendiri. Namun, langkah tersebut juga tidak mudah karena harus melewati proses birokrasi yang panjang serta melibatkan banyak dokumen resmi yang memerlukan waktu lama untuk diselesaikan.(rah)