Penguatan Wawasan Kebangsaan Didorong di Daerah Perbatasan dan KKN Pancasila

Penguatan Wawasan Kebangsaan Didorong di Daerah Perbatasan dan KKN Pancasila

JAKARTA (KASTANEWS.COM)- Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Yudian Wahyudi mengunjungi Kantor Gubernur Provinsi Papua. Kedatangan Kepala BPIP disambut langsung Penjabat (Pj) Gubernur Papua Mayjen TNI (Purn) Ramses Limbong.

Kunjungan ini merupakan bagian dari komitmen BPIP untuk merawat ideologi negara di wilayah yang kerap menjadi pusat perhatian nasional, bukan karena kurangnya nasionalisme, tetapi karena banyaknya tantangan kebangsaan yang harus dihadapi.

“Kami tidak ingin melihat Indonesia hanya dari kaca mata Jakarta. Papua harus dilihat dengan mata hati. Karena itu kami datang, mendengar, dan menyerap aspirasi langsung dari tanah ini,” ungkapnya, Jumat (13/6/2025).

“Ini adalah bentuk konkret perintah dari Ketua Dewan Pengarah BPIP, Ibu Megawati Soekarnoputri turun ke lapangan, lihat, dan dengar sendiri,” tambah Prof. Yudian.

Yudian menegaskan pendekatan pembinaan ideologi Pancasila tidak bisa diseragamkan. Di Papua, Pancasila justru harus dihadirkan dengan pendekatan yang lebih afektif dan partisipatif.

Dalam pertemuan tersebut, Kepala BPIP mengumumkan rencana kembali ke Papua pada September mendatang untuk menggelar sosialisasi Buku Teks Utama (BTU) Pendidikan Pancasila bagi para guru di seluruh wilayah Papua.

BTU ini telah disusun dan dikembangkan BPIP bersama Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen), dirancang dengan komposisi nilai yang berbeda yakni 70% afektif, 30% kognitif. Total 24 buku telah disiapkan, dari tingkat PAUD hingga SMA, untuk siswa dan guru.

“Papua tidak kurang cinta pada Indonesia. Yang perlu kita jaga adalah ruang kebersamaan agar suara mereka tetap merasa didengar dan dihargai. Kami ingin agar sosialisasi ini menjangkau seluruh provinsi. Pendidikan Pancasila harus menyentuh hati, bukan hanya di lisan,” tegasnya.

Selain itu, BPIP juga mendorong penguatan wawasan kebangsaan di daerah perbatasan dan menggerakan Program KKN Pancasila di kampus-kampus Papua. Mahasiswa diharapkan menjadi agen pemersatu dan penggerak nilai kebangsaan melalui kerja nyata bersama masyarakat.(rah)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *