JAKARTA (Kastanews.com)- Indonesia menerima permintaan ekspor beras dari Malaysia dengan volume mencapai 24.000 ton per tahun melalui skema kerja sama business to business (B2B).
Permintaan tersebut merupakan volume pengiriman selama satu tahun dan menjadi peluang ekspor baru bagi Indonesia.
“Sudah ada, kami terima laporan B2B bertandatangan meminta 2.000 ton sampai 24.000 ton per tahun,” ujar Mentan Amran di kediamannya di Jakarta, Jumat (30/5).
Namun, waktu pengiriman beras akan menyesuaikan kesiapan pengusaha yang terlibat. Indonesia mencatatkan produksi beras yang cukup tinggi pada semester I-2025.
Badan Pusat Statistik (BPS) memperkirakan produksi beras nasional pada Januari hingga Juni 2025 mencapai 18,76 juta ton, meningkat 11,17% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Kenaikan produksi ini didukung oleh luas panen padi yang meningkat signifikan, khususnya pada Maret 2025 yang mencapai 1,67 juta hektare atau naik 50,60 persen dibandingkan Maret tahun lalu. Produksi padi gabah kering giling (GKG) pada periode tersebut diperkirakan mencapai 32,57 juta ton.
Kementerian Pertanian juga mencatat bahwa stok beras nasional terjaga dengan baik, dengan cadangan beras pemerintah melalui Perum Bulog yang hampir menyentuh angka 4 juta ton.
Kondisi ini mendukung ketahanan pangan Indonesia dan membuka peluang ekspor ke negara tetangga.
Mentan mengatakan, ketahanan pangan nasional saat ini cukup kuat dan optimistis tren positif ini akan berlanjut hingga 2026, terutama jika kondisi iklim tetap bersahabat seperti saat ini.
“Kalau iklim bersahabat seperti sekarang, hampir pasti kita bisa,” ujar dia.
Ekspor beras ke Malaysia ini menjadi salah satu langkah strategis untuk memperkuat posisi Indonesia sebagai produsen beras utama sekaligus membuka pasar baru di kawasan Asia Tenggara.
Sementara itu, pemerintah terus mendorong pengembangan produksi padi melalui ketersediaan pupuk subsidi, benih unggul, dan mekanisasi pertanian agar target produksi nasional sebesar 34 juta ton pada 2025 dapat tercapai.
Permintaan ekspor beras dari Malaysia juga menunjukkan kepercayaan negara tetangga terhadap kualitas beras Indonesia yang selama ini menjadi andalan konsumsi domestik maupun ekspor.
Dengan volume ekspor yang relatif besar, pengusaha diharapkan dapat memanfaatkan peluang ini untuk memperluas jaringan bisnis dan meningkatkan kontribusi sektor pertanian terhadap perekonomian nasional.
Indonesia yang selama ini fokus pada pemenuhan kebutuhan dalam negeri kini mulai melirik pasar ekspor beras sebagai salah satu sumber devisa negara.(rah)