JAKARTA (Kastanews.com): Demonstrasi para pengemudi ojek online (ojol) dilakukan di beberapa tempat memprotes potongan tarif dari aplikasi yang terlalu tinggi. Para pengemudi ojol juga mematikan layanan aplikasi mereka pada Selasa (20/5/2025).
Menyaksikan hal tersebut, anggota Komisi V DPR RI Mori Hanafi, mengaku prihatin dengan potongan tarif yang terlalu tinggi. Dia setuju dengan tuntutan para ojol dan berharap potongan tarif ojol maksimal 10% dari total ongkos.
“Kita priharin karena memang potongannya terlalu tinggi. Kalau informasi yang kami terima, potongannya lebih dari 20 persen, bahkan ada yang lebih dari 30 persen,”kata Mori, di Kompleks Parlemen, Jakata, Selasa (20/5/2025).
Menurut Mori, terdapat perbedaan signifikan antara penyedia layanan transportasi seperti taksi konvensiaonal dengan ojol. Pada taksi konvensional, kendaraan dan seluruh biaya operasional ditanggung oleh perusahaan.
“Kalau ojol ini kan yang menanggung (biaya operasional) sopirnya sendiri, dia beli bensin sendiri, beli ban sendiri, kalau mobilnya rusak benerin sendiri. Tapi kok (tarif) dipotong, bahkan lebih dari 30 persen. Ini kan enggak fair,” tegas Mori.
Menurutnya, potongan dari pihak aplikasi terlalu besar. Legislator Partai NasDem itu berharap ke depan potongan ojol maksimal di angka 10 %.
“Karena itu kita menekan, meminta, jadi kalau (potongan) 10 persen, itu sudah bagus banget. Saya secara pribadi setuju kalau memang kita semua, katakanlah protes, agar ini bisa turun,” ucap Mori. (dis/*)