JAKARTA (Kastanews.com): Adanya pandemi, krisis iklim, geopolitik bahkan terbentuknya pasar-pasar baru, harus jujur diakui Indonesia belum bisa menghadapi tantangan dan dinamikanya. Ini jelas membuat khawatir.
Hal tersebut disampaikan Erna Sari Dewi dihadapan para peserta Focus Group Discussion (FGD) bertajuk RUU Kepariwisataan: Penguatan Tata Kelola Pariwisata terhadap Rencana Pembentukan Indonesia Tourism Board (ITB) yang berlangsung di ruang rapat Fraksi Partai NasDem DPR RI, Jakarta, Jumat (2/5/2025).
“Hingga sekarang Indonesia belum memiliki lembaga yang mewakili pariwisata. Kita belum punya wajah tunggal yang mewakili Indonesia di panggung internasional,” ungkap Erna.
Meski demikian, legislator NasDem dari Dapil Bengkulu itu optimistis bahwa perubahan ketiga atas UU Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan (RUU Kepariwisataan) akan menjadi UU baru yang berdaya guna.
“Kita jadikan bersama-sama RUU Pariwisata ini bukan hanya indah dalam pasal-pasalnya, tetapi tidak mandul dalam realitasnya. Kita jadikan RUU pariwisata yang akan menjadi undang-undang nanti, ada badan promosi yang tidak hanya hebat di atas kertas, tapi juga hebat di mata dunia,” kata Erna.
FGD yang diselenggarakan Fraksi Partai NasDem itu menghadirkan pembicara Ni Luh Enik Ermawati (Wakil Menteri Pariwisata), Hariyadi Sukamdani (Ketum GIPI), Agus Pahlevi (Ketum ASPPI), dan Azril Azahari (Guru Besar Institut Pariwisata Trisakti).
Diskusi tersebut juga dihadiri anggota komisi VII dan anggota DPR Fraksi NasDem seperti Rico Sia, Arjuna Sakir dan Lita Machfud Arifin.(fnd/*)