68 Film Pendek Pelajar Indonesia Memaknai “Tepa Salira” di FFPJ XV – 2024
YOGYAKARTA (Kastanews.com): Festival Film Pelajar Jogja (FFPJ) kembali diselenggarakan untuk yang ke-15 di tahun 2024. Panitia mengangkat tema ‘Tepa Salira’. Kata Tepa Salira menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah dapat merasakan (menjaga) perasaan (beban pikiran) orang lain, sehingga tidak menyinggung perasaan atau dapat meringankan beban orang lain. Arti lainnya adalah tenggang rasa dan toleransi.
Tepa Salira penting untuk terus digaungkan, dipraktikkan dan dirawat dalam berbagai kesempatan. Sifat tepa salira, tenggang rasa, toleran dan semacamnya, akan menjadi bagian penting bagi hubungan harmonis antarmasyarakat Indonesia yang multikultur. Segala perbedaan akan dihadapi sebagai berkah, anugerah dan kekuatan untuk meneguhkan keindonesiaan, dan secara lebih luas kebaikan kemanusiaan serta alam raya.
“Panitia berharap teman-teman pelajar SMA/SMK/MA/setara yang berpartisipasi di FFPJ mencoba lebih mengenal-memahami Tepa Salira dan mewujudkannya dalam bentuk film pendek. Dalam proses penggarapan karyanya, para pelajar juga diharapkan menerapkan Tepa Salira,” kata Direktur Eksekutif FFPJ XV – 2024, Rahmi Yulianita dalam keterangannya, Senin (12/8)
Rahmi menambahkan, partisipan FFPJ kali ini, khususnya yang mengikuti Program Kompetisi Nasional, jumlahnya 68 film pendek. Jenis fiksi 47 karya. Dokumenter 16 karya. Film eksperimental 5 karya. Karya-karya dikirim dari berbagai sekolah-daerah. Di antaranya Aceh, Lampung, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Maluku, Banten, Jawa Barat, Jakarta, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Seluruh karya saat ini dalam proses seleksi-kurasi dan hasilnya akan diumumkan di website www.filmpelajar.com.
Kompetisi Nasional merupakan salah satu program di FFPJ XV – 2024. Program lain yang disiapkan adalah Pemutaran Film Keliling Sekolah/Komunitas, Apresiasi Seni, Seminar, Workshop, Temu Komunitas, Temu Pendidik dan Penganugerahan Karya Terbaik. Pelaksanaannya berkolaborasi dengan berbagai pihak.
“Pelaksanaan program tahun ini diselenggarakan mulai 23 September. Kemudian acara puncak di tanggal 5-6 Oktober. Panitia bermitra dan mendapat dukungan beberapa pihak. Di antaranya Dinas Kebudayaan DIY, Fakultas Seni Media Rekam ISI Yogyakarta, dan UNU Yogyakarta,” terang Rahmi.
FFPJ bertujuan memberi kesempatan kepada pelajar Indonesia menunjukkan hasil pemikiran, riset, dan refleksi sesuai tema festival dalam bentuk karya seni film pendek. Festival juga akan memilih dan menentukan karya terbaik sesuai ketentuan yang telah ditetapkan. Selanjutnya, karya terbaik akan di beri penghargaan.
“Program kompetisi nasional adalah salah satu daya tarik di FFPJ. Harapannya tahun ini juga gayeng, di mana 67 karya akan diseleksi untuk mendapatkan Saraswati Award, Dewantara Award, dan Kelir Award. Tim panitia berusaha bekerja sebaik-baiknya agar program terlaksana lancar,” kata Rahmi.
Festival Film Pelajar Jogja merupakan ajang kebudayaan tahunan yang digerakkan oleh para volunteer dari berbagai latar belakang sejak 2010. Festival ini didedikasikan untuk para pembelajar seni film, khususnya komunitas film pelajar Indonesia. Silaturahmi dan belajar bersama senantiasa dijaga di festival sederhana ini, baik untuk partisipan maupun para volunteernya. (rls/*)