JAKARTA (Kastanews.com)- Proses pendaftaran calon pimpinan (capim) dan Dewan Pengawas (Dewas) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sepi peminat. Sejak resmi dibuka pada 26 Juni 2024, per 1 Juli hanya tercatat 10 orang mendaftar capim dan 16 Dewas.
Peneliti Indonesia Corruption Watch (ICW) Kurnia Ramadhana mengatakan, sepinya peminat lantaran adanya pelemahan KPK. “Kami meyakini figur-figur potensial yang memiliki rekam jejak panjang pada isu pemberantasan korupsi masih trauma dengan peristiwa pelemahan KPK tahun 2019 lalu,” ujarnya, Selasa (2/7/2024).
Pada waktu tersebut, masyarakat dikelabui janji manis dari pemerintah dan DPR. Bukannya diperkuat KPK justru digembosi melalui Revisi UU KPK maupun pemilihan Pimpinan KPK. “Selain itu, mereka juga sudah enggan menaruh rasa kepercayaan pada komitmen antikorupsi Presiden Joko Widodo (Jokowi) belum lagi ditambah ketidakpastian nasib KPK pada era pemerintahan baru nanti,” katanya.
Kurnia meminta panitia seleksi (pansel) capim-dewas KPK untuk lebih gencar bekerja meminta masyarakat yang potensial mendaftarkan diri mereka. “Pada bagian lain, kami juga berharap Presiden Jokowi berbicara untuk menjamin sekaligus menggaransi bahwa proses seleksi kali ini tidak akan lagi mengulangi kesalahan periode 2019 lalu,” ujarnya.
Diberitakan sebelumnya, Panitia Seleksi (Pansel) Capim KPK mengungkapkan sudah ada 10 orang yang mendaftar sebagai pimpinan dan 16 orang sebagai Dewas KPK. “Rekap pendaftaran seleksi KPK per tanggal 1 Juli 2024 pukul 10.00 WIB, jumlah register akun 318, jumlah pendaftar capim 10, jumlah pendaftar dewas 16,” kata Wakil Ketua Pansel Capim KPK Arif Satria, Senin (1/7/2024).
Ketua Pansel Capim KPK Muhammad Yusuf Ateh meminta semua pihak menunggu karena masih sedikitnya calon-calon yang mendaftar. “Kan baru mulai (pendaftaran). Sudah banyak buat akun kok,” katanya.
Dia juga belum bisa memastikan adanya pimpinan KPK saat ini yang mendaftar lagi sebagai calon ataupun dewas. “Nggak tahu saya, nanti saya cek lagi,” ucapnya.(rah)