SUKABUMI (Kastanews.com): Peran sektor keuangan dalam pembangunan ekonomi dan tantangan yang dihadapi tenaga kerja kata kuncinya adalah bagaimana secara politik menyinergikan eksekutif, legislatif dan konsituen (pemilih). Jadi ke tiga hal tersebut harus ada pemilih eksekutif dan legislatif bersama-sama menjalankan tuntutan dari masyarakat.
“Contohnya permasalahan pupuk, kita bikin perda (peraturan daerah), dan itu bisa kita kerjakan, tapi dengan syarat ada tiga pihak. Yang pertama wakil konsituen yang memilih bupati dan juga anggota legislatif atau anggota DPR. Begitu juga juga dengan tenaga kerja. Saat ini ada 104.000 warga sukabumi yang menjadi pengangguran,” ungkap pendiri Forum Komunikasi Doa Bangsa (FKDB) dan Yayasan Pembina Pendidikan Doa Bangsa (YPPDB), H. Ayep Zaki saat menggelar Focus Group Discussion (FGD) bersama Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Sukabumi Raya, dengan tema “Keuangan dan Tenaga Kerja”, di Cafe Nyoempoet, Kelurahan Dayeuhluhur, Kecamatan Warudoyong, Kota Sukabumi, Jawa Barat, Selasa (30/1).
Acara ini diinisiasi H. Ayep Zaki yang juga Caleg DPR RI dari Partai NasDem Dapil Jawa Barat IV (Kota/Kabupaten Sukabumi) dengan nomor urut 1 sekaligus pemberi materi.
Hadir dalam kesempatan tersebut para pemilik media atau yang mewakili, yang tergabung dalam pengurus serta keanggotaan SMSI Sukabumi Raya, diantaranya Jurnal Sukabumi, Beritau Sukabumi, wartain.com, redaksi.co. lingkarpena.id, Sukabumi satu, Sukabumi zone, fokus media.com, Sukabumi news dan pemilik media lainnya.
Dalam kesempatan tersebut Ayep Zaki juga mengatakan, bahwa FGD hari ini merupakan FGD yang kedua. FGD pertama mengambil tema pertanian dan Usaha Kecil Menengah (ukm).
Terkait tantangan tenaga kerja, menurut Ayep Zaki, perlunya mendorong dan membekali tenaga kerja dengan keterampilan bahasa dan juga sertifikasi keterampilan sehingga tenaga kerja kita mampu bersaing bukan hanya di dalam negeri tapi juga di luar negeri.
“Bahasa merupakan alat komunikasi manusia dalam kehidupan sehari-hari. Bayangkan saja kalau kita sebagai manusia tidak berkomunikasi karena tidak bisa memahami bahasanya. Nah kemudian ketrampilan. Skill atau keahlian tertentu atau ketrampilan ini juga dibutukan sertifikasi agar mampu bersaing bukan hanya di dalam negeri tetapi juga di luar negeri,” terang Ayep Zaki.
Ayep Zaki juga mengungkapkan, saat ini dirinya tengah mencalonkan diri sebagai anggota legislatif yang berangkat dari sebuah keprihatinan, bahwa kekuasaan secara politik harus diambil baik eksekutif maupun legislatif.
“Saya maju menjadi caleg untuk kepentingan rakyat. Khususnya masyarakat Sukabumi. Setelah saya banyak membantu masyarakat Sukabumi dan berkeliling, ternyata tidak cukup mengandalkan pribadi atau yayasan. Dibutuhkan kekuatan secara politik baik eksekutif maupun legislatif. Karena setidaknya dua lembaga ini nanti yang akan membuat kebijakan yang berpihak terhadap rakyat,” ungkapnya.
Seperti yang sudah Ayep Zaki kerjakan selama ini, di Kabupaten Sukabumi saja sudah ada binaan usaha mulai dari pertanian maupun industri kecil. Terdata ada dua ribu kelompok yang dibina.
“Dari dua ribu kelompok yang dibina, penyerapan karyawannya sudah mencapai 40 ribu orang. Ini kan luar biasa, apalagi nanti secara politik kekuasaan itu sudah diambil, bisa bertambah lagi,” jelas Anggota Komisi Pemberdayaan Ekonomi Umat Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat itu.
Ayep juga menyebutkan, selama ini pendampingan terhadap kelompok usaha di bidang pertanian, industri kecil maupun UMKM, masih menggunakan uang pribadi atau yang dia menyebutnya dengan shadaqah.
“Saya siap membantu 100 ribu KK per tahun dengan dua milyar rupiah. Ini sudah kami kerjakan, dan terus akan dikembangkan kedepannya. Silahkan dichek ke lapangan. Termasuk saya sudah ikut andil dalam pemberian modal bagi pedagang asongan di Cibadak. Mereka diberikan bantuan modal dengan bentuk dana abadi,” lanjutnya.
Untuk mengatasi ketenagakerjaan dan keuangan yang selalu menjadi momok bagi masyarakat, tambah Ayep Zaki, harus terbangunnya sinergitas serta kolaborasi antara eksekutif dan legislatif. Ketika harmonisasi antara legislatif dan eksekutif sudah terbangun, maka regulasi apapun akan cepat teratasi. Untuk menyelesaikannya segera raih kekuasaan baik di eksekutif maupun legislatif.
“Saya menawarkan alternatif instrumen yakni ZISWAF (Zakat Infaq Shodaqoh dan Wakaf). Untuk skala organisasi, instrumen tersebut telah dan sedang saya laksanakan melalui YPPDB dan FKDB termasuk diantarnya Wakaf yang menjadi instrumen dan terus dikembangkan. Salah satu kerja konkritnya adalah membentuk dana abadi untuk pedagang asongan dan sebagainya. Berikutnya juga shadaqah, saya menggagas dan berkomitmen dari kantong pribadi akan mengalokasikan shadaqah untuk 100rb KK jika nanti sudah terpilih dan dilanti menjadi anggota DPR RI,” jelas Ayep Zaki.
Oleh karenanya Ayep Zaki berharap, pada pemilu 2024 nanti, masyarakat harus benar-benar jeli dalam menentukan pilihannya. Outputnya harus mendukung legislatif dan eksekutif yang memang mau bersama-sama bersinergi dengan konsituen
“Saya mewakili konsituen dan saya pun juga calon legislatif. Pilihlah legislatif maupun eksekutif dengan baik, pilih yang komitmen mau memajukan, saya Ayep Zaki berkomitmen memajukan Sukabumi 10-15 tahun ke depan. Saya optimis karena niat saya baik, sudah pasti yang memilih saya dan yang menentukan saya dilatik adalah Yang Maha Kuasa. Komitmen yang sudah saya sampaikan ke Allah SWT setelah dilantik adalah saya akan fokus memajukan Sukabumi,” tegas Ayep.
Ayep Zaki di kesempatan tersebut juga menerangkan, jika dirinya akan mengabdikan hidupnya untuk misi kesejahteraan kemamkuran. Sejauh ini Ayep Zaki sudah menyelesaikan keluarga dan para sahabatnya yang sudah bersamanya selama 19 tahun lamanya.
“Sekarang saatnya giliran warga Sukabumi untuk mencapai tujuan dan cita-cita yaitu sejahtera adil makmur. Saya berjanji 10 sampai 15 tahun ke depan dengan kata kuncinya yaitu legislatif, eksekutif dan konsituen harus bersama-sama,” pungkas Ayep.
Pada kesempatan yang sama, Ketua Umum Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Sukabumi Raya Eman Sulaeman atau yang akrab disapa Kang Sule, mengapresiasi dan mengucapkan banyak terima kasih atas undangannya dalam acara FGD tersebut.
“Saya mengapresiasi atas gelaran ini dan mengucapkan terima kasih kepada Ayep Zaki sudah menginisiasi gelaran FGD,” ucapnya.
Kang Sule menambahkan, dirinya beserta pengurus dan anggota SMSI sangat merindukan sosok calon pemimpin yang memiliki jiwa inisiator dan katalisator.
“Jiwa calon pemimpin yang memposisikan dirinya sebagai inisiator dan katalisator sangat kami dambakan. Untuk mengisi dan memecahkan permasalahan yang ada di Kota/Kabupaten Sukabumi, dibutuhkan sosok yang bukan hanya memiliki gagasan atau ide saja, tapi yang memiliki gerakan nyata berbuat untuk masyarakat, contohnya pa Ayep Zaki ini,” jelas Kang Sule.(rls/*)