Jakarta (Kastanews.com)- Capres nomor urut 1 Anies Baswedan bicara tentang pendiri Republik Indonesia yang tak mementingkan pribadi dan golongan sendiri saat menyambangi rumah pengasingan Bung Karno di Bengkulu. Waketum Partai Gelora Fahri Hamzah mengatakan anak-cucu pendiri bangsa tetap berjuang dalam partai politik (parpol) bukan atas pembagian.
“Kalau dilihat anak-cucu Bung Karno mereka serius mendirikan partai politik dan menjadi pengurus partai politik baru mereka punya mimpi dan rencana untuk memimpin Indonesia tidak dengan manuver di luar jalur partai politik,” kata Fahri Hamzah kepada wartawan, Kamis (7/12/2023).
“Jadi tidak bisa dibilang bahwa seolah bukan Solo lah kekuasaan terbagi kepada mereka tanpa perjuangan tapi tetap ada perjuangan bahkan dengan bersusah payah mendirikan partai politik,” imbuhnya.
Fahri mengatakan untuk para calon pemimpin sebaiknya aktif di dalam partai politik untuk mendapatkan posisi jabatan. Fahri mencontohkan Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri.
“Maka sebaiknya mereka yang ingin memimpin Indonesia harus aktif dulu di dalam kepengurusan partai dan karir partai politik seperti yang dilakukan oleh para tokoh-tokoh termasuk keturunan para pendiri bangsa. Seperti Ibu Mega dan Mbak Puan dengan PDIP-nya,” ujarnya.
Menurut Fahri, ucapan Anies seolah-olah keturunan pendiri bangsa mendapatkan jabatan karena bagi-bagi kekuasaan. Padahal, menurut Fahri, keturunan pendiri bangsa juga aktif berpartai politik.
“Ini untuk memastikan tidak adanya tuduhan seolah-olah para keturunan pendiri bangsa yang menekuni politik itu seolah-olah hasil bagi-bagi padahal itu adalah mekanisme dan perjuangan yang ditempuh dalam demokrasi kita,” imbuh Wakil Ketua DPR RI 2014-2019 itu.
Anies Baswedan sebelumnya menyambangi rumah pengasingan Bung Karno di Bengkulu. Anies berbicara tentang pendiri Republik Indonesia yang tak mementingkan pribadi dan golongan sendiri.
“Republik ini didirikan oleh pribadi-pribadi terdidik, para intelektual, cendekiawan, yang pikirannya itu dibentuk bukan hanya oleh bacaan, tapi oleh pengalaman hidup. Mereka mengalami penindasan, mereka mengalami penahanan, dan mereka memiliki wawasan luas,” ujar Anies, dalam keterangan tertulis, Kamis (7/12).
“Sementara mereka adalah anak-anak kaum berada dan mereka mendirikan Republik untuk semua, bukan untuk anaknya, bukan untuk kemenakannya, bukan untuk golongannya, tapi untuk semua,” imbuhnya.(rah)