JAKARTA (Kastanews.com) – Upaya capres tertentu yang mengklaim dukungan dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai kader PDIP mengemuka dalam ajang rapat kerja daerah (Rakerda) III PDIP Provinsi Riau. Di wilayah dimana Presiden Jokowi menang pemilihan di 2014 dan 2019 ini, spanduk bergambar bakal capres tertentu bersama Jokowi bertebaran.
Namun di Riau, sama sekali tak ada spanduk demikian. Hal itu diungkap Ketua DPD PDIP Riau, H Zukri Misran, dalam pidatonya saat Rakerda III yang dilaksanakan di Kota Pekanbaru, Jumat (18/8/2023). Seribu lebih pengurus PDIP dari seluruh wilayah di Provinsi Riau hadir.
Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto juga hadir untuk membuka acara tersebut. Zukri menceritakan bahwa di dua pilpres terakhir, Jokowi selalu kalah dari Prabowo Subianto untuk wilayah Provinsi Riau. Kondisi itu juga terjadi di Sumatera Barat. Zukri mengatakan pihaknya merasa heran ketika isu tingkat nasional muncul mengenai spanduk bakal capres tertentu non-PDIP yang disandingkan dengan Presiden Jokowi.
Padahal, Jokowi adalah kader PDIP dimana partai mengajukan Ganjar Pranowo sebagai bakal capres. Uniknya, lanjut Zukri, di Riau saat ini, sama sekali tak ada spanduk dari bakal capres dimaksud. “Sehingga ini menandakan bahwa spanduk itu hanya berusaha mengklaim Pak Jokowi, niatnya tidak tulus dan cuma strategi elektoral saja. Buktinya, kalau bakal capres itu benar-benar merasa orang yang direstui Presiden Jokowi, harusnya spanduknya juga dipasang di Riau.”
“Tetapi nyatanya tidak ada di Riau. Saya cek di Sumbar yang dulu Pak Jokowi juga kalah, juga tak ada. Adanya spanduk itu cuma di wilayah dimana Pak Jokowi dulu menang Pilpres,” sambung Zukri.
Zukri melanjutkan pihak tertentu berusaha dengan berbagai upaya demi berkuasa dan menjadi presiden. Untuk menghadapinya, maka seluruh pengurus dan kader PDIP Riau harus solid dan menjalankan perintah Ketua Umum Megawati Soekarnoputri. Yakni turun dan menggalang kekuatan ke rakyat sebagai akar rumput.
“Semoga Rakerda III ini membawa keberkahan, kekompakan, dan kemenangan bagi PDI Perjuangan dan Bapak Ganjar Pranowo di Pemilu 2024,” tegas Zukri.
Sementara, Sekretaris Jenderal DPP PDIP Hasto Kristiyanto menyatakan cerita soal spanduk yang disampaikan Zukri tersebut membuktikan adanya upaya pihak lain yang akan selalu berusaha mengklaim didukung Presiden Jokowi. “Yang penting kita bergerak dan bergerak. Jalan kemenangan hanya bisa dilakukan jika kita mengetuk pintu-pintu rakyat,” kata Hasto.
Strategi mengetuk pintu-pintu rakyat itu merupakan strategi darat. Hal lain yang harus dilakukan lagi adalah strategi udara, yakni memperkuat resonansi mengenai kualitas sosok Ganjar Pranowo sebagai capres. Menurut Hasto, pengurus daerah partai diharap segera memperkuat tim khusus untuk menggalang media massa maupun media sosial. Tim tersebut beranggotakan anak-anak muda kreatif yang akan membangun pesan-pesan politik kebenaran yang diusung Ganjar Pranowo.
“Perluas resonansi pesan politik kebenaran. Kita tidak pernah menggunakan cara menghujat dan memfitnah. Bentuk tim dengan beranggotakan anak-anak muda. Bangun keyakinan mereka bahwa pemilu bukan sekadar mencari pemimpin yang kompeten, namun pemilu juga ajang untuk mencegah pemimpin yang buruk berkuasa,” jelas Hasto.
Hasto juga mengingatkan agar seluruh kader dan pengurus PDIP memperkuat kerja sama dengan semua pihak. Khususnya dengan rekan pengusung PPP, Partai Perindo, dan Hanura beserta kelompok-kelompok relawan. “Kondisi saat ini hampir mirip dengan kondisi Pemilu 2014. Kini Pak Ganjar dikeroyok. Tapi justru dengan dikeroyok itu, kita bisa berkata kepada rakyat. Bahwa apa pun partai politiknya, Ganjar Pranowo presidennya,” tegas Hasto.
“Mari terus bersatu, kita berjuang. Seusai Rakerda ini jangan ragu lagi. Semua harus bergerak turun ke bawah, yakinkan rakyat bahwa Pak Ganjar pemimpin yang akan membawa Indonesia bergerak cepat membawa kemajuan Indonesia,” pungkasnya. Rakhmatulloh.(rah)