Cawapres Ganjar Diharapkan Miliki Karakter Luwes dan Komunikasi Publik

Cawapres Ganjar Diharapkan Miliki Karakter Luwes dan Komunikasi Publik

JAKARTA (Kastanews.com)- Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Andika Perkasa dinilai perlu dipertimbangkan untuk menjadi calon wakil presiden (cawapres) pendamping bakal calon presiden Ganjar Pranowo.

Andika merupakan salah satu dari lima tokoh yang masuk bursa cawapres Ganjar. “Hingga kini siapa pendamping Ganjar Pranowo belum ditentukan. Di tengah dinamika geopolitik, PDIP perlu mempertimbangkan sosok pensiunan militer seperti Andika Perkasa untuk mendampingi Ganjar Pranowo dalam kontestasi Pilpres 2024,” kata Kepala Center for Intermestic and Diplomatic Engagement (CIDE) Anton Aliabbas dalam keterangan tertulisnya, Senin (7/8/2023).

Menurut dia, ada dua alasan kuat mengapa opsi ini patut dipertimbangkan. Pertama, kata dia, sosok Ganjar Pranowo sering kali dianggap tidak memiliki basis pengalaman dan wawasan kuat terkait diplomasi dan dinamika politik global. “Justru poin ini sering kali dianggap sebagai salah satu keunggulan bakal capres Prabowo Subianto. Dengan kata lain, jika kelak muncul head to head Ganjar versus Prabowo, maka rival diprediksi lebih dapat menguasai panggung,” tuturnya.

Kedua, lanjut Anton, sosok Ganjar juga kerap dianggap tidak memiliki pengalaman yang terkait dengan pemahaman dinamika keamanan internasional. Dia menuturkan, Indonesia di tengah pusaran geopolitik dan situasi keamanan kawasan yang tidak menentu, pemahaman dan sensitivitas keamanan menjadi krusial dalam memimpin Indonesia ke depan.

“Oleh karena itu, keberadaan cawapres pensiunan TNI menjadi salah satu pilihan yang patut dipertimbangkan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Adanya sosok bacawapres dari berlatar belakang militer akan menambal kelemahan Ganjar dalam kontestasi mendatang,” ungkapnya.

Kendati demikian, dia menuturkan bahwa sosok pendamping Ganjar juga harus memiliki karakter yang luwes dan tidak kaku dalam berkomunikasi dengan publik. “Pengalaman, rekam jejak, dan ditunjang dengan pemahaman akademik memadai yang dimiliki sosok tersebut tentu saja akan semakin meningkatkan nilai jual dari pasangan yang akan diusung PDIP,” ujarnya.

Lebih lanjut dia mengatakan, sekalipun sosok potensial tersebut sejauh ini masih memiliki elektabilitas di bawah 10 persen, PDIP patut berkaca pada pengalaman kemenangan duet Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)-Jusuf Kalla (JK) pada Pilpres 2004.

“Elektabilitas rendah sebelum pilpres dilakukan tidaklah menjadikan peluang kemenangan menjadi tipis. Justru dengan mesin politik kuat dan rentang waktu sosialisasi yang leluasa maka kemungkinan elektabilitas Ganjar dapat terkerek naik,” pungkasnya.(rah)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *