JAKARTA, 15 Agustus 2021: 73% perusahaan di Indonesia mengalami dampak negatif dari pandemi secara finansial. Hal tesebut disampaikan Global Talent Trend Mercer 2021–edisi Indonesia. Tak heran jika keadaan tersebut membuat banyak perusahaan mengambil langkah drastis untuk menyelamatkan usahanya.
Dalam setahun ini, kita banyak mendengar perusahaan memotong gaji, merumahkan, bahkan memberhentikan karyawannya. Dalam beberapa liputan media, Menteri BUMN dan juga Ketua BPS menyebutkan bahwa sekitar 2.5 juta pekerja mengalami PHK sebagai akibat dari pandemi.
Sudah bukan rahasia lagi jika perekonomian Indonesia tersungkur karena pandemi yang telah melanda selama setahun lebih ini. Pembatasan sosial untuk mengatasi penyebaran pandemi, berimbas pada kesulitan untuk melakukan kegiatan ekonomi. Sektor usaha tidak bertumbuh dan mengalami kerugian.
Mengingat tekanan dan masalah yang dialami oleh karyawan serta pentingnya resiliensi sebagai salah satu alat pertahanan dalam menghadapi situasi pandemi, maka Fakultas Psikologi Universitas Indonesia melakukan penelitian yang bisa menggambarkan kondisi resiliensi orang Indonesia, khususnya para karyawan.
Penelitian ini sendiri adalah bagian dari Dies Natalis ke 61 Fakultas Psikologi Universitas Indonesia. Tim peneliti merupakan para alumni Fakultas Psikologi dari angkatan 1989, 1990 dan 1991.
Dari penelitian, ditemukan resiliensi sebagian pegawai tergolong rendah dan sebagian lainnya normal.
Artinya, responden cenderung tidak tahan menghadapi stres. Jika dihadapkan pada situasi emosional, mereka cenderung mudah terpukul. Mereka juga cenderung pesimis dalam memandang masa depan.
Namun demikian, keinginan dan semangat untuk kembali ke kondisi sebelumnya cukup tinggi. Tingkat kesehatan mental mereka ternyata tergolong tinggi.
Dari pengukuran depresi sebanyak 64,5% karyawan tidak memiliki gangguan depresi atau hanya mengalami gejala depresi ringan. Sebagian besar karyawan merasa puas dan agak puas atas hidup mereka.
Hal ini menunjukkan bahwa mereka sebenarnya merasa sudah mencapai apa yang dicita-citakan, namun masih ada keinginan yang belum terpuaskan.
Kondisi pandemi yang berkepanjangan ini bisa menimbulkan emosi negatif sekaligus gangguan depresi pada karyawan. Hal ini perlu dicermati, baik oleh karyawan secara pribadi maupun organisasi.
Peningkatan resiliensi pada karyawan dapat dilakukan dengan membangun optimisme, memunculkan emosi positif dalam berbagai ranah kehidupan, merawat pertemanan dan kehidupan sosial, sekaligus kehidupan rohani-spiritual.
Hasil penelitian ini dipaparkan oleh Isdar Andre Marwan, S.Psi, Psikolog, sebagai anggota Tim Riset, dan diperkaya dengan tanggapan dari Dr. Endang Parahyanti, M.Psi., M.M, Psikolog dan Ir. Aloysius Budi Santoso, M.M, dengan dimoderasi oleh Dr. Ismarli Muis, S.Psi., Psikolog.
Membangun Resiliensi Karyawan di Tengah Pandemi
Dalam konteks organisasi, menurut Isdar yang sekaligus Ketua Panitia Dies Natalis, â€Perusahaan sangat disarankan untuk membuat kegiatan yang dapat membangun emosi positif dan optimisme. Kreativitas dengan mengembangkan ide-ide baru juga perlu dilakukan untuk menghindari kebosanan akan situasi rutin bagi para karyawanâ€.
“Kondisi bekerja dari rumah (work from home) bukan alasan untuk tidak mampu menjalin hubungan sosial yang baik, entah itu antar karyawan maupun antara atasan dan bawahan. Perusahaan juga dapat menyediakan layanan konseling bagi karyawan yang mengalami kesulitan psikologis agar terhindar dari gangguan depresi,†lanjutnya.
Para penanggap lainnya memberikan pandangan yang sama bahwa kondisi pandemi diupayakan menjadi suatu peluang untuk memberikan kinerja yang lebih produktif dan efektif dengan adanya keterlibatan emosi secara positif antar kayawan maupun dengan manajemen. Hal ini diungkapkan oleh Endang Parahyanti dan Budi Santoso selaku penanggap.
“Fakultas Psikologi UI memandang perlu melihat kesiapan mental karyawan di berbagai sektor usaha atau lembaga agar dapat memberikan wawasan dalam membantu usaha intervensi guna meningkatkan kemampuan resiliensi para karyawan. Hal ini juga dilakukan pada karyawan dalam lingkungan kampus Fakultas Psikologi UI,†ujar Dekan Fakultas Psikologi UI, Dr. Tjut Rifameutia Umar Ali, M.A.(Daru/*)