JAKARTA, JELUKA.ID (21 September): Indonesia menjadi negara pertama yang bisa masuk ke Myanmar untuk mengirimkan bantuan kemanusiaan berupa fisik bagi pengungsi di Rakhine State. Dengan dua pesawat Hercules A-1319 dan A-1316, bantuan tersebut tiba di Bandara Internasional Yangon, Myanmar, pada Kamis (21/9) siang waktu setempat.
“Sementara baru kita (Indonesia),” kata Duta Besar RI untuk Myanmar Ito Sumardi di Bandara Internasional Yangon, Myanmar, Kamis (21/9).
Ito menuturkan, baru Indonesia yang diberikan kesempatan mengirimkan bantuan langsung ke Myanmar. Namun, Tiongkok juga telah memberikan bantuan dalam bentuk uang yang diberikan langsung ke pemerintah Myanmar.
Bantuan kemanusiaan dari Indonesia tersebut diserahkan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) kepada Dubes RI untuk Myanmar. Bantuan tersebut kemudian diserahkan kepada pemerintah Myanmar yang diwakili oleh Dirjen Kementerian Sosial, Bantuan dan Permukiman Kembali Pemerintah Myanmar U Ko Ko Naing.
Adapun bantuan tersebut berupa makanan untuk balita dan ibu hamil, paket makanan siap saji, paket obat-obatan, tenda, selimut, dan kain sarung.
Ito Sumardi mengatakan, bantuan kemanusiaan tersebut merupakan wujud nyata dari pemerintah Indonesia untuk membantu masalah krisis kemanusiaan yang ada di Myanmar. Pengiriman bantuan kemanusiaan tersebut dapat terwujud atas hasil diplomasi yang dilakukan oleh Kementerian Luar Negeri Indonesia dengan pemerintah Myanmar.
Saat ini, disampaikan Ito, kondisi di Rakhine State sangat kompleks. Masyarakat Rakhine sangat sensitif dan mencurigai segala bentuk kemanusiaan yang datang. Namun, Ito memastikan bahwa bantuan kemanusiaan dari Indonesia bisa diterima oleh pengungsi di Rakhine State. “Insya Allah bantuan kita pasti akan sampai karena kita sudah berikan beberapa kali tanpa ada interest apa-apa,” ungkapnya.
Selain itu, Ito juga menyampaikan bahwa pemerintah Myanmar kini telah menutup pintu bantuan yang datang dari NGO dan PBB. Namun, pemerintah Myanmar menerima bantuan yang datang dari Palang Merah Internasional dan beberapa negara yang selama ini dianggap tidak memiliki kepentingan tertentu dalam memberikan bantuan.
“(Bantuan kemanusiaan) Hari ini langsung dibawa ke Sittwe, karena ini butuh sekitar 3-4 hari. Di sana akan ditaruh di shelter. Dari shelter itu akan dibawa ke lokasi (pengungsian),” terangnya.
Sebelumnya, dua pesawat Hercules yang membawa bantuan kemanusiaan tersebut diberangkatkan melalui Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Rabu (20/9). Kedua pesawat hercules yang mengangkut bantuan kemanusiaan seberat 19,5 ton tersebut singgah terlebih dahulu di Pangkalan TNI AU Sultan Iskandar Muda, Aceh. Keesokannya (21/9), hercules tersebut lepas landas menuju Myanmar.(JLK)